Mitos Seputar Cinta Sejati

Marriage / 5 April 2011

Kalangan Sendiri

Mitos Seputar Cinta Sejati

Lestari99 Official Writer
7501

Orang mengira bahwa pernikahan adalah tempat mereka memadu cinta selama-lamanya. Api asmara yang mereka rasakan selama masa berpacaran akan terus berkobar ketika mereka bersatu. Cintalah yang akan membuat mereka kuat dan berpadu.

Kenyataannya ada yang segera mengalami kekecewaan. Apa yang mereka anggap kecil dan remeh bahkan tidak ada sewaktu masih berpacaran, semua sekarang mulai kelihatan mengganggu. Kebiasaan jelek suami, mertua yang terlalu masuk campur, kondisi keuangan yang tidak stabil, bisa membuat bahtera pernikahan terombang-ambing.

Dengan segera ketika efek PEA (phenylethylamine) hilang dan kisah romantika percintaan berakhir banyak yang mengira sudah salah pilih dan terjebak dalam ruangan tanpa pintu keluar.  Ternyata mereka memang tertipu oleh mitos yang mereka pegang selama ini.

1. Romantika percintaan akan bertahan selama-lamanya.

Yang benar adalah kita telah tertipu oleh kisah cinta ala Cinderela yang dipersunting pangeran tampan dan berbahagia selama-lamanya. Perasaan berbunga-bunga tidak akan bertahan selamanya. Bulan madu akan berakhir. Masalah dan konflik akan datang menerpa setiap hubungan yang dijalin manusia. Cerita Cinderalla itu harusnya ada kelanjutannya. Kita dapat menambahkan seri-seri berikutnya dengan kisah kita sendiri.

2. Kita akan terus-menerus jatuh cinta pada si dia.

Yang normal adalah Anda bisa juga marah dan kesal terhadap dia. Dia bisa membuat Anda merasa terganggu. Dia bisa mengorek luka lama yang telah Anda kubur bertahun-tahun. Dia bahkan membuat Anda sadar kelemahan-kelemahan yang Anda tidak ketahui. Dia membuat Anda menjadi manusia yang lebih baik jika Anda mau berubah. Sebaliknya dia membuat Anda merasa seperti monster yang jelek jika tidak bisa menyesuaikan diri. Bersama dia, kelemahan Anda menjadi nyata demikian juga dengan kelebihan dan potensi Anda.

3. Cinta harus alami dan tidak boleh dipaksakan.

Ini tentunya hanya ada di dunia mimpi. Setelah PEA (zat yang membuat seseorang memiliki energi meluap-luap, perasaan senang dan nyaman,  perasaan tenang dan aman, pikiran positif dan kreatif, berkurangnya rasa sakit serta bertambahnya  keinginan seksual) tidak lagi bekerja, Anda butuh kokain, kafein atau aphetamine untuk membuat otak kembali bekerja sama seperti waktu Anda kasmaran. Jika Anda tidak ingin menjadi pecandu obat terlarang, itu berarti Anda harus relakan perasaan romantika itu berlalu. Terimalah kenyataan. Yang ada di depan Anda bukan Cinderela atau Prince Charming. Yang ada di depan Anda adalah manusia lengkap dengan kelemahan dan kelebihannya. Yang membuat cinta bertumbuh adalah komunikasi yang baik. Cinta sejati butuh usaha dan sering perlu untuk dipelajari.

4. Kita jatuh cinta dengan orang yang berbeda dengan orangtua kita.

Sebaliknya kita jatuh cinta dengan orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan orangtua kita, tertutama karakteristik negatif mereka. Itulah sebabnya ketika kita bertemu dengan sang jantung hati, seakan kita telah mengenalnya seribu tahun. Kedua sejoli akan ditarik mendekat oleh suatu kekuatan yang tidak mereka sadari. Bersama mereka merasa lengkap dan untuh sebagai manusia.

5. Kita jatuh cinta dengan orang yang bertolak belakang sifatnya.

Anda yang pendiam akhirnya jatuh hati pada wanita yang cerewet. Atau Anda yang boros akhirnya dipertemukan dengan pria yang hemat. Setelah menikah banyak pasangan yang baru menyadari bahwa mereka memiliki luka yang sama dengan pasangan yang telah mereka pilih. Seorang pria menjadi hemat karena kesulitan keuangan yang ia hadapi sejak kecil. Menyimpan uang merupakan caranya bertahan dan merasa aman. Seorang wanita menjadi boros karena ia mau menikmati apa yang tidak bisa ia nikmati dulunya. Berangkat dari luka yang sama mereka meresponi dengan cara yang berbeda.

6. Jika ada cinta sejati maka apapun tantangan dalam pernikahan akan menjadi mudah.

Karena percaya pada mitos inilah maka orang yang sedang mabuk kepayang tidak memperhitungkan faktor–faktor lain seperti usia, budaya, agama, latar belakang keluarga, pendidikan dan status sosial. Mereka menganggap hal-hal tersebut akan mereka atasi lewat cinta mereka yang meluap-luap. Kenyataanya, dalam pernikahan masalah sepele bisa menjadi besar. Apalagi hal-hal yang sangat prinsipil dan mendasar tentu akan menjadi jurang pemisah dua pribadi yang berbeda.

7. Cinta sejati di ukur oleh kesetiaan dan komitmen kita dalam pernikahan.

Salah besar. Banyak yang tetap menikah bukan karena cinta lagi. Tidak ada lagi rasa saling membutuhkan apalagi mengasihi. Meskipun komitmen pernikahan masih dijaga mereka tidak menikmatinya lagi apalagi merasa bahagia karenanya. Banyak pasangan yang telah bercerai meskipun mereka tinggal serumah. Ini dinamakan perceraian emosi. Faktor anak, keluarga, kepercayaan, karir atau nama baik, membuat banyak pasangan bertahan. Jika tidak ada usaha untuk memperbaiki pernikahan dengan komunikasi yang lebih baik maka Anda telah momvonis diri untuk dipenjara seumur hidup lewat pernikahan yang Anda jalani.

Penulis adalah seorang konselor profesional dan juga penulis buku "Turning Hurt Into Hope" (Metanoia 2009).

 

Artikel ini termasuk dalam Serial Menemukan Cinta Sejati Part 2

Sumber : Nancy Dinar
Halaman :
1

Ikuti Kami