Cinta Terhalang Perbedaan Suku. Benarkah ini?

Single / 14 August 2013

Kalangan Sendiri

Cinta Terhalang Perbedaan Suku. Benarkah ini?

eva Official Writer
13491

“Kita berbeda suku, aku takut orang tua gak merestui.”

Apakah Anda pernah mendengar pernyataan seperti itu? Atau mungkin sedang mengalaminya?

Bicara mengenai perbedaan apalagi bila menyangkut urusan asmara, tentu bagi sebagian orang hal ini kerap diidentikkan sebagai penghalang bagi kedua insan untuk bersatu. Salah satu hamba Tuhan pernah berkata, “Perbedaan ada untuk memperkaya dan melengkapi.” Secara pribadi, penulis setuju dengan pernyataan tersebut. Perbedaan dapat diibaratkan seperti potongan puzzle yang memiliki bentuk dan gambar berbeda. Awalnya, kita mungkin berpikir sulit untuk menyatukan potongan puzzle tersebut dan pesimis apakah kita bisa menyusunnya sesuai dengan gambar yang sudah ditentukan. Namun, ketika kita berani melangkah dan menyelesaikannya dengan baik, maka kita akan memperoleh suatu gambar yang jelas.  

Salah satu inti permasalahan cinta berbeda suku adalah bagaimana menyatukan dua keluarga besar yang berbeda adat dan tradisi menjadi satu kesatuan yang utuh. Tentu saja, proses penyatuan ini memerlukan restu dari orang tua. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam menghadapi dan memperjuangkan cinta yang berbeda suku antara lain:

1. Tetaplah berdoa. Mencari kehendak Tuhan di dalam pergumulan kita itu penting. Kita dapat mendoakan pasangan kita, orang tua kita dan orang tua pasangan kita. Jika hubungan kita memang berkenan di hadapan Tuhan, selalu yakin bahwa Tuhan pasti buka jalan dan melembutkan hati orang tua kita. “Hati raja seperti batang air di dalam tangan Tuhan, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini” (Amsal 21). Jika Tuhan saja sanggup mengubah hati raja, maka terlebih lagi hati orang tua kita. Bila Dia mau, Tuhan bisa melembutkan hati orang tua kita.

2. Bangun hubungan yang baik dengan orang tua kita. Metode pendekatan dan sikap terbuka terhadap orang tua penting dilakukan.

3. Komunikasikan budaya ataupun tradisi di keluarga Anda kepada pasangan. Perlu disadari bahwa Anda dan pasangan dibesarkan dalam lingkungan adat dan budaya yang berbeda dan hal ini perlu untuk didiskusikan bersama. Mulailah untuk memahami pasangan Anda, mendengarkannya dan menerima perbedaan meskipun awalnya sulit.

4. Milikilah hubungan pacaran yang sehat dan membangun satu sama lain. Jika Anda dan pasangan dapat melakukannya dengan baik, maka hal ini akan menjadi pertimbangan masing-masing orang tua untuk mulai belajar menerima pasangan kita.

Tidak ada yang salah dengan perbedaan suku ataupun tradisi sejauh bagaimana sikap/ respon kita ketika menghadapi perbedaan yang ada. Oleh karena itu, selalu tempatkan Tuhan di atas hubungan Anda, baik dengan keluarga dan pasangan.

Sumber : berbagai sumber/Eva
Halaman :
1

Ikuti Kami