Sampai hari ini, masih banyak orang yang beranggapan bahwa para penyandang disabilitas (memiliki keterbatasan fisik dan atau mental) tidak memiliki dorongan secara seksual. Ketiadaan anggota tubuh tertentu atau pikiran yang berbeda dari sekitar memunculkan adanya opini yang menyatakan para penyandang disabilitas adalah makhluk aseksual. Namun apakah ini benar?
Prof Dr Wimpie Pangkahila dalam bukunya Seks yang Membahagiakan, mengungkapkan bahwa penyandang cacat (disabilitas) tidak pasti mengalami disfungsi seksual. Ada tidak disfungsi seksual sangat tergantung pada jenis kecacatan yang memengaruhi bagian tubuh yang berkaitan dengan fungsi seksual.
Jenis kecacatan yang dapat menimbulkan disfungsi seksual antara lain, kerusakan sumsum tulang belakang, tunanetra, tunarungu, dan tunagrahita.
Meski anggota badan tidak terdapat kecacatan yang mengganggu fungsi seksual, tetapi bisa saja penyandang disabilitas mengalami disfungsi seksual. Hal tersebut mungkin terjadi karena secara psikis ia mengalami gangguan.
Beberapa faktor psikis yang mungkin dialami oleh penyandang disabilitas antara lain munculnya berbagai perasaan seperti bersalah, cemas, depresi, menyesal, dan perasaan rendah diri. Menurut Wimpie, perasaan seperti ini dapat semakin memperberat masalah seksual yang terjadi.
Jadi kesimpulannya tidak benar bahwa setiap penyandang disabilitas pasti mengalami disfungsi seksual. Kalau pun itu memang terjadi maka sikapi dengan benar. Arahkan hati dan mata kepada Tuhan dan kerjakan apa yang Dia kehendaki untuk kita lakukan selama di bumi.
Baca juga:
Irma Suryati, Penyandang Disabilitas yang Sukses Usaha Keset Perca
Panjang Sabar Sejati vs Panjang Sabar Palsu
Thread Forum JC: Beda Agama Kristen dan Katolik
Ragam Manfaat Mengajar Anak Berenang Sejak Usia Dini
Lagu Ku Sembah Kau, Tetap Enak Dibawakan Jason Chang
Sumber : okezone.com / budhianto marpaung