Banyak mitos dan pendapat yang menyatakan bahwa masturbasi dan onani baik untuk kesehatan dan perlu untuk dilakukan sesekali terutama bagi pria dan bagi mereka yang jauh dari pasangan. Semua hal ini seringkali dianggap sebagai pembenaran bagi beberapa orang. Sebenarnya banyak yang mengakui bahwa masturbasi dan onani seringkali berubah menjadi sebuah kebiasaan buruk yang sulit untuk dikendalikan namun terus dilakukan dengan berdalih pada mitos-mitos di atas.
Masturbasi dan onani pada dasarnya mendatangkan keterikatan pada pelakunya. Meskipun banyak mitos yang membenarkan perilaku ini, namun banyak pihak yang mengakui perilaku ini sebagai kebiasaan buruk dan mencari bantuan secara diam-diam untuk lepas darinya.
Masturbasi dan onani yang seringkali disebut dengan istilah soloseks merupakan kebiasaan buruk, karena soloseks pada pria akan berpotensi menyebabkan ejakulasi dini pada yang bersangkutan. Soloseks akan terjadi bila ada 3 unsur berikut, pengaruh hormon reproduksi, rangsangan seksual, dan kesempatan melakukannya.
Semenjak masa pubertas testosteron diproduksi dalam jumlah besar dalam tubuh seorang pria. Hormon inilah yang menyebabkan seorang pria bisa memiliki libido atau dorongan seksual. Tetapi tanpa rangsangan seksual dari luar, libido ini hanya menjadi suatu kekuatan potensial seks yang tertidur.
Rangsangan seksual bisa datang dan masuk dalam Libido center melalui berbagai pintu, tetapi pintu terbesar rangsangan seksual pada pria adalah mata. Melihat hal-hal yang erotis baik dari media (bacaan, tv, vcd, dvd, movie, dll) atau pada orang-orang tertentu yang berpakaian atau berpose erotis akan memberikan dorongan seksual yang kuat. Bisa saja digambarkan bahwa hormon testosteron adalah bensin dan rangsangan seksual adalah apinya, maka kalau bertemu akan ada kebakaran yang besar.
Rangsangan seksual cenderung menuntut suatu bentuk pemuasan. Pada remaja pemuasan itu biasanya adalah soloseks, karena soloseks dianggap tidak memiliki resiko, bahkan menyehatkan. Karena itu bila ada kesempatan, dorongan seks tersebut akan dilampiaskan melalui soloseks, tentu disertai dengan fantasi seksual (fantasi erotis) dengan sumber rangsangan.
Soloseks memiliki resiko, dan karena itu perlu dikendalikan. Dari tiga unsur di atas, 2 hal yaitu rangsangan dari luar serta kesempatan adalah hal-hal yang bisa dikontrol oleh seseorang secara sadar. Karena itu bila ingin menghindarkan soloseks, jauhi hal-hal erotis dan hindari kebiasaan menyendiri agar tidak lagi memiliki kesempatan untuk melakukannya.
Hal praktis lain yang perlu dilakukan adalah bergabunglah dengan komunitas gereja lokal yang sehat, serta program ulang kecenderungan seksual dalam akal budi dengan cara membaca, menghafalkan serta merenungkan Firman Tuhan setiap saat. Sebab, FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mazmur 119:105).
Sumber : Expert