Menteri Koordinasi Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Djoko Suyanto telah meyakinkan bahwa pelaksanaan Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang akan berjalan tanpa gangguan keamanan, namun persoalan lain tampak masih akan mengancam kesuksesan pelaksanaan pesta demokrasi ini.
Seperti kampanye hitam atau black campaign yang seolah dipandang wajar, tiga hal klise ini bahkan dinilai sangat mengancam jalannya Pemilihan Presiden (Pilpres) yang jujur, adil dan damai.
Tingginya angka golput
Tingginya angka golput di Pemilihan Legislatif pada 9 April lalu, diperkirakan masih akan terjadi di Pilpres nanti. Hal ini terjadi karena menimnya kesadaran politik warga untk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.
“Golput juga membuka ruang bagi kecurangan dalam praktik pemilu. Pasalnya, surat suara yang tidak dicoblos bisa dimanfaatkan pihak-pihak yang berkepentingan bagi pemenangan pasangan calon tertentu,” kata Direktur Eksekutif Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Dimas Oky Nugroho, seperti dilansir Okezone.com, Senin (30/6).
Praktik kecurangan pemilu
Manipulasi surat suara dalam pemilu adalah bentuk kecurangan yang patut diwaspadai dalam Pilpres kali ini. Koordinator Komite Pemilih Indonesia Jeirry Sumampow menyatakan bahwa tingkat kecurangan banyak terjadi di Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). “Potensi kecurangan sangat besar apalagi dengan cara membayar dan menyuap panitia pemilu. Potensi ini masih sangat mungkin terjadi, mengingat pengawasan terhadap hal ini masih sangat kurang,” kata Jeirry pada Detik.com, Senin, 30 Juni kemarin.
Kerusuhan dan terorisme dalam Pilpres
Kendati TNI dan Polri akan dikerahkan untuk mengawal pelaksanaan Pemilu nanti, namun ancaman kerusuhan atau aksi terorisme bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Dalam pernyataannya, Menkopolhukam Djoko Suyanto meyakinkan bahwa TNI dan Polri telah melakukan antisipasi keamanan selama Pilpres nanti. “Kita meyakinkan TNI dan Polri netral. Tidak boleh ada kerusuhan, perusakan. Itu yang akan dijamin oleh Polri, TNI dan Bawaslu,” katanya pada Detik.com.
Menjadi tugas bersama setiap pemilih dan petugas pemilu untuk bekerja sama mengawasi dan menciptakan Pemilihan Presiden yang jujur, adil dan damai. Mari cegah golput, kecurangan dan aksi anarkisme dalam pesta demokrasi kita.
Baca Juga Artikel Lainnya:
3 Kejutan Tak Terduga Bagi Kubu Jokowi-JK
JK: Debat Bukan Soal Menang dan Kalah
Cerita Dibalik Letusan Gunung Kelud
Debat Cawapres: Hatta Siap Hadapi Gaya Menyerang JK
Ahok Ulang Tahun, Publik Doakan Jadi Presiden di 2019
Untung Menggiurkan, Pilih Bisnis Sewa Rumah atau Kos-kosan?
Sumber : Detik.com/Okezone.com/ls