Salah satu penyebab banjirnya Jakarta menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama adalah banyaknya bangunan liar di sekitar bantaran sungai atau waduk, sehingga cukup menghambat upaya normalisasi waduk selama setahun ini belum tuntas.
Dengan itu, Ahok menegaskan akan segera menggusur semua bangunan kendati akan menerima resiko disebut melanggar hak asasi manusia (HAM). Hal ini disebut demi mengurangi banjir Jakarta melalui cara normalisasi yang dilakukan di Waduk Pluit, Rai Rio, Sungai Ciliwung dan Pesanggrahan.
“Saya bilang saya nggak mau tahu, habis ini, saya sikat semuanya (rumah di bantaran sungai). Mau ngecap saya pelanggar HAM paling berat di dunia, terima aja. Aku nggak peduli, karena aku punya bukti,” kata Ahok, seperti dilansir Portalkbr.com,. Selasa (21/1).
Menurutnya, rumah-rumah warga yang didirikan dekat dengan tanggul-tanggul tinggi yang telah dipasang merupakan pelanggaran. Tanggul yang juga dilubangi oleh warga akan berimbas pada banjir saat air laut pasang. Karenanya, Ahok kukuh akan membongkar bangunan liar warga, dan warga akan direlokasi ke rumah susun yang tengah dibangun di Marunda, Cakung, Muara Baru dan Pulo Gebang.
“Mudah-mudahan, April-Mei ini rusunnya selesai. Jadi, semua (bangunan liar) yang di atas bendungan, termasuk di rumah pompa, harus kita sikat,” pungkas Ahok.
Persoalan Jakarta memang cukup dilematis, Pemerintah Provinsi DKI harus menghadapi persoalan serius dalam mengatasi kepadatan penduduknya dan banjir yang kerap melanda.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Kritikan untuk SBY: Pentingkan Partai Ketimbang Bencana
Langgar Sumpah, Biarawati Tanggalkan Atribut
Badai Dahsyat Rusak Patung Ikonik Yesus di Brasil
Piala Dunia 2014: Profil Timnas Meksiko
Irene Holle, Wanita Sukses Berdayakan Sampah jadi Kompos
Superbook di Kota Batam Dihadiri Ribuan Peserta