Pembunuhan dua polisi di Tamanjeka dan juga aksi teror bom di Pos Polisi Poso, Sulawesi Tengah, diduga melibatkan Santoso dan Taufik Bulaga alias Upik Langawa yang juga telah menjadi buronan Kepolisian Republik Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu.
“Selain Santoso, Taufik Bulaga. Dia juga termasuk perakit bom. Patut diduga terlibat,” ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar sebagaimana dilansir Kompas di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (23/10).
Rekam jejak Santoso sebagai teroris diantaranya pernah memimpin pelatihan militer di Poso, terlibat dalam sejumlah aksi teror, termasuk aksi penembakan tiga anggota polisi di BCA, Palu, pada 25 Mei 2011 silam.
Sedangkan Upik Langawa memiliki jejak rekam yang lebih panjang. Sebagai perakit bom andal, Upik disinyalir sebagai murid kesayangan Dr Azahari, tokoh teroris asal Malaysia yang telah dtembak mati di Batu, Jawa Timur, pada 2005. Upik diduga kuat terlibat aksi bom bunuh diri yang dilakukan Ahmad Yosepa Hayat di Gereja GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah, pada 25 September 2011 lalu. Upik juga merupakan tersangka dari kasus Tentena, pembunuhan tiga siswi, pembunuhan pendeta dan kerusuhan agama di Loki (Ambon).
Boy mengungkapkan adanya upaya kelompok tertetu untuk memperkeruh situasi keamanan di Poso. Daerah Poso diduga telah direncanakan menjadi tempat pelatihan militer kelompok teror. Diduga kelompok ini sebelumnya terlibat dalam pelatihan teror di Aceh.
“Mereka berharap ini daerah konflik, mudah-mudahan bisa dipakai basis daerah perjuangan, ternyata gagal. Kemudian mereka kembali ke sana (Poso) yang diharap bisa menjadi basis atau daerah,” ungkap Boy.
Setidaknya selama bulan Oktober ini telah terjadi tiga aksi teror ledakan bom di beberapa tempat di Poso dan penemuan jenazah dua anggota polisi Poso yang ditemukan tewas di kawasan Tamanjeka, Poso, Selasa (16/10).
Agama merupakan cara bagi manusia untuk menyembah dan bersekutu dengan Tuhan. Sayangnya, pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab justru memanfaatkan hal ini untuk menciptakan kehancuran dan perpecahan di masyarakat. Apapun rencana teroris atas wilayah Poso, sejatinya tidak akan berhasil jika masyarakat Poso sepakat untuk tidak terprovokasi dan bersatu menjalin persatuan demi terciptanya kedamaian di Poso.
Baca Juga Artikel Lainnya: