Isi Hati Tuhan Bagi Myanmar dan Perdamaian Dunia

Internasional / 21 June 2012

Kalangan Sendiri

Isi Hati Tuhan Bagi Myanmar dan Perdamaian Dunia

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
5647

Hampir semua konflik yang terjadi di dunia disebabkan oleh kejadian di masa lalu. Dalam salah satu seminar di World Prayer Assembly (WPA) yang berjudul Confronting War, Ethnic Conflict and Violence through Reconciliation (Menghadapi Perang, Konflik Etnis dan Kekerasan melalui Rekonsiliasi), Brian Mills menyampaikan pentingnya sebuah pengampunan untuk menghentikan lingkaran konflik dan kekerasan.

“Setiap konflik itu harus sampai pada satu titik dimana salah satu atau kedua pihak yang terlibat melepaskan pengampunan. Tanpa pengampunan, maka konflik tersebut tidak akan ada akhirnya, karena benih perpecahan dan aroganisme itu akan tetap tertinggal sehingga akan muncul (konflik) kembali di situasi-situasi yang lainnya,” ungkap Mills.

Mills mengungkapkan, doa yang paling penting untuk diucapkan adalah doa pengampunan seperti yang dilakukan Yesus di kayu salib sebelum kematian-Nya. “Saudara tahu bahwa di kayu salib, ada sebuah doa yang dinyatakan sebagai doa yang paling penting untuk didoakan. Itu doa pengampunan. Bapa ampuni mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan,” jelasnya.

Mills menambahkan, pengampunan adalah salah satu hal yang terus diulang Yesus dalam setiap pengajarannya. Termasuk saat Dia mengajar berdoa Bapa Kami yang merupakan isi hati Tuhan. “Kita minta Tuhan mengampuni diri kita, tapi sebagaimana kita juga mengampuni orang lain,” jelas Mills.

Salah satu negara yang tengah mengalami konflik adalah Myanmar. Selain isu demokratisasi, pemberontakan dan perang saudara, salah satu pemicu kerusuhan adalah konflik antar etnis.  Sejak awal Juni, telah lebih dari 50 orang tewas yang dipicu adanya kasus perkosaan dan pembunuhan seorang gadis dari etnis Raknine yang mayoritas beragama Budha. Kejadian tersebut diduga dilakukan oleh tiga orang pria dari etnis Rohingya yang mayoritas beragama Islam.

Permasalahan konflik etnis ini tidak hanya dipicu oleh kasus tersebut tetapi sudah ada benih-benih perselisihan sejak awal kemerdekaan. Etnis Etnis muslim Rohingya di Rakhine merasa tidak pernah mendapatkan persamaan hak, mereka juga tidak mendapat kewarganegaraan karena dianggap pemerintah sebagai imigran illegal dari Bangladesh. Bahkan sejak awal kemerdekaan 1948, ketika bangsa Burma merayakan kemerdekaan, etnis Rohingya dikucilkan dari kegembiraan tersebut.

Pengampunan mempunyai peranan penting dalam rekonsiliasi sebuah hubungan. Tanpa pengampunan, maka kedamaian hanya akan menjadi sebuah impian belaka. Pengampunan bukanlah kekalahan, melainkan sebuah kekuatan yang berlandaskan kasih. Mari berdoa untuk kedamaian di dunia termasuk Myanmar.

Baca Juga :

Berani Menjadi Single yang Unggul

Malaysia Klaim Rendang Warisan Budayanya

Cuka Dapat Gantikan Pap Smear Deteksi Serviks

Prison Break: Terbebas Dari Penjara Emosi

Sumber : jawaban.com/vina cahyonoputri
Halaman :
1

Ikuti Kami