Krisis Keuangan? Jangan Takut Berinvestasi! (1)

Career / 31 August 2013

Kalangan Sendiri

Krisis Keuangan? Jangan Takut Berinvestasi! (1)

daniel.tanamal Official Writer
4002

Meskipun kini perekonomian global, regional dan dalam negeri sedang menghadapi berbagai ketidakpastian, terutama setelah anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, namun anda tetap bisa berinvestasi di masa-masa penuh ketidakpastian seperti sekarang ini.

Berikut adalah tips dari Forbes ini seperti dikutip detikFinance, Kamis (29/8).

1. Beli dan Tahan Portofolio Sesuai Risiko

Sekarang ini jika Anda membeli saham atau obligasi dan berencana menahannya kalau bisa selama mungkin bisa menjadi sangat berbahaya. Strategi beli dan tahan hanya berjalan baik jika pasar terus bergerak ke atas dalam jangka waktu yang cukup lama. Cara ini sudah tidak efektif sejak sepuluh tahun terakhir.

2. Price/Earning yang Rendah Tak Lagi Bisa Diandalkan

Banyak broker dan analis memburu saham-saham dengan price/earning yang masih di bawah rata-rata dan nilai buku. Cara yang terlalu mengikuti 'panduan buku' ini terbukti malah menjadi jebakan saat krisis finansial, saat kekeringan likuiditas menghancurkan nilai aset dan laba. Bahkan, sampai sekarang saham-saham murah yang dulu tahun 2008 hancur beberapa belum bisa bangkit kembali.

3. Ambil Keuntungan dari Volatilitas

Volatilitas pasar tidak akan benar-benar hilang. Volatilitas pasar-pasar saham di dunia sudah meningkat hampir dua kali lipat sejak pertengahan tahun 2000. Manfaatkan volatilitas ini untuk meraup untung. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah cari kesempatan beli ketika indeks berada di bawah.

4. Awasi Gerak-gerik Politisi

Era baru di masa penuh ketidakpastian sudah hadir. Berita-berita dan kejadian politik kini lebih mempengaruhi pergerakan indeks ketimbang faktor-faktor fundamental, seperti perolehan laba emiten. Faktor fundamental masih memegang peranan penting, tapi perhatikan juga pergerakan para politisi, apalagi menjelang Pemilu 2014.

5. Tak Perlu Menunggu Lama Untuk Meraup Laba Hasil Investasi

Beberapa tahun lalu, hanya saham-saham yang sudah 'matang' yang bisa menghasilkan dividen tinggi, atau obligasi yang sudah 'pensiun'. Saat ini, dengan selisih bunga yang tipis antara keuntungan dan tingkat inflasi, ada beberapa instrumen yang bisa memberikan hasil 5% lebih banyak. Penelitian membuktikan, secara jangka panjang para pemberi dividen berkinerja jauh lebih baik ketimbang saham non-dividen, dan lebih stabil juga.

 

Bersambung...

 


Sumber : detikfinance
Halaman :
1

Ikuti Kami