Mari Elka Pangestu adalah wanita etnis Tionghoa pertama yang aktif di pemerintahan Indonesia. Perjalanan karirnya diawali sebagai Menteri Perdagangan RI ke 30 selama lima tahun dan saat ini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Menurutnya, hal ini bisa tercapai karena terjadi perjuangan demokrasi sejak tahun 1998. Sehingga menyebabkan perubahan besar dalam hal perlindungan hak-hak minoritas, pluralisme, toleransi antar agama, etnis dan seterusnya.
Meskipun sempat terjadi kekacauan di awal, perjuangan masyarakat ini berhasil mencapai konsolidasi demokrasi. Perubahan ini dikatakan Menteri Mari Elka sebagai kesempatan. “Perubahan yang akhirnya membolehkan atau membuat kesempatan bagi saya seorang minoritas untuk bisa mengabdi ke negara.” Bila kembali pada lima belas tahun yang lalu, Mari Elka sendiri sempat pesimis dengan perubahan ini, tetapi ternyata saat ini terjadi dan membawa dampak yang baik.
Wanita yang juga gemar Diving ini menyatakan bahwa jabatannya ini merupakan kebanggaan sekaligus tantangan. “Saya sudah ada di pemerintah selama hampir sepuluh tahun dan itu adalah pengalaman yang luar biasa. Tantangan beliau adalah harus mampu membuktikan bahwa ia bisa melakukannya dengan baik. “Sebagai Menteri minoritas pertama, akan menjadi panutan atau benchmark untuk kemudian,” jelasnya.
Awalnya tidak mudah menjalani tugas, kurangnya pengalaman dan terdapat beberapa kesalahan di awal membuatnya belajar untuk lebih mendalami birokrasi pemerintah. Tantangan dan tanggung jawab untuk membangun pariwisata dan perekonomian kreatif Indonesia sekaligus mendorong Ibu Mari Elka menyadari keterbatasannya dan hidup mengandalkan Tuhan.
Saat awal masuk ke pemerintahan yang paling membuatnya khawatir adalah bila diminta melakukan sesuatu yang berlawanan dengan hati nuraninya. Banyak pertentangan yang terjadi. “Saya menghadapi banyak pertentangan di hati nurani dan saya tidak bisa kemana-mana kecuali berdoa. Biasanya kalau saya sedang menghadapi persoalan, saya tidak langsung ambil keputusan, saya berdoa, renungkan, dan biasanya ada jalan keluar yang menurut saya bijak.” Bagi dia hanya Tuhan yang mampu menjadi pembimbing hidupnya. Sehingga, ia mampu bertahan dan dipilih kembali sebagai Menteri untuk kedua kalinya.
Sumber Kesaksian:
Mari Elka Pangestu