Sebagai pengusaha yang memiliki 7 pabrik tekstil yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, Jacob Kusmanto pada awalnya bukanlah orang yang disangka-sangka lingkungan sekitar akan bisa sukses di dalam kehidupannya.
Sejak kecil, ia selalu melawan orangtua jika disuruh bekerja. Karena hal tersebut, baik ayah maupun ibunya terlihat begitu mengasihi saudara yang lain. Kecewa terhadap orangtua yang pilih kasih, Jacob mengikuti kegiatan bela diri sebagai pelarian.
Berjalan waktu, keahlian membela diri ini membentuknya menjadi pribadi yang tidak takut terhadap apapun dan siapapun. Bahkan, berkelahi dilakukannya sebagai pembuktian ia memiliki jiwa pemberani.
Memasuki masa remaja, Jacob terus membuat ulah di rumah yakni dengan keluyuran hingga tengah malam setiap harinya. Praktis ulahnya ini kerap memicu pertengkaran dengan ayah dan ibunya.
Melihat kehidupan yang dijalani, Jacob pun frustasi dan putus asa. Namun di tengah keadaan dirinya yang kacau, seorang teman wanita memberikan semangat kepadanya. Dorongan positif ini pun membangkitkan kepercayaan dirinya.
Dengan cara yang sedikit kontroversial, yakni berhenti dari sekolah dan bekerja di pabrik tekstil kenalan orangtuanya, Jacob menata kehidupannya. Meski ada orang-orang yang menyayangkan, tetapi ia tetap bersikeras pada pilihannya saat itu.
Bekerja Sebagai Buruh Pabrik
Melakoni pekerjaan sebagai buruh pabrik memberi banyak pelajaran bagi Jacob. "Saya harus berani untuk menghadapi sesuatu yang baru, yang kedua saya harus belajar untuk menghargai dan mencintai pekerjaan yang ada, dari kesulitan yang ada mendorong saya untuk lebih maksimal lagi. Saya di gaji perbulan 40 ribu, tapi saya ingin lebih memberikan apa yang saya terima," ungkapnya.
Semangat kerja ditunjukannya lewat mengambil tanggungjawab yang besar. Ia bahkan memacu diri untuk terus belajar dengan berbagai hal. Melalui kerja keras dan ketekunan, pemimpin manajemen pabrik mengangkat dirinya ke posisi yang cukup baik. Hanya saja semua yang ia terima ini malah semakin melecutnya untuk berbuat lebih besar lagi yakni membuat usaha tekstil sendiri.
Mendirikan Pabrik Sendiri
Tak ingin impiannya gagal, Jacob pun mengambil tindakan sederhana. Bermodalkan uang yang tidak seberapa, ia membeli limbah handuk bekas dari tempat dimana ia bekerja dan mendaur ulang kembali. Berjalan dengan dengan waktu, usaha yang dikerjakannya membawa hasil bagus.
Tidak lama setelah itu, ia mengundurkan diri dari pekerjaannya dan berfokus kepada bisnis yang ditekuninya. Berkat perkenanan Tuhan, dalam hitungan beberapa tahun, 7 pabrik tekstil di sejumlah daerah di Indonesia akhirnya bisa ia dirikan dan bertahan sampai sekarang.
Pelajaran yang Bisa Diambil
Latar belakang yang buruk jangan membuat diri kita merasa minder untuk meraih masa depan. Jangan lupa, keberhasilan adalah buah campur tangan dan perkenanan Tuhan terhadap diri kita.
Baca juga :
Paulus Mulyadi, Pengusaha yang Pernah Malu Berjualan
Selalu Ada Untukku, Album Perdana Grace Elizabeth yang Extraordinary
10 Cara Alami Mengempeskan Perut Buncit (1)
Sumber : jawaban.com / bm