Investasi disebut juga penanaman modal dengan suatu harapan mendapat keuntungan di masa depan dan meraih kesejahteraan finansial. Tujuan inilah yang kemudian membuat banyak orang berlomba-lomba untuk berinvestasi. Seseorang yang berpenghasilan tetap menyisihkan sebagian pendapatannya untuk memulai suatu usaha sehingga terjamin masa depan ekonominya ketika tidak lagi bekerja.
Hal diatas merupakan harapan ideal dalam berinvestasi. Tetapi kenyataan kadang tidak sesuai dengan imajinasi kita. Bisa saja yang terjadi justru kebalikannya yang membuat kita kehilangan kesejahteraan. Hal ini terjadi karena investasi juga memiliki sisi gelap yang terkait dengan kepribadian seseorang.
Jebakan Keuntungan Besar
Pilihan investasi ada banyak mulai dari pasar keuangan hingga ritel, dari yang masuk akal hingga yang di luar pemikiran. Seperti yang di sadari, bahwa banyak orang yang tertarik dengan keuntungan besar dari berinvestasi. Ditegaskan di sini bahwa keuntungan besar sejalan dengan risiko yang besar juga.
Sebaiknya dalam investasi jangan langsung tergoda dengan keuntungan besar. Lazimnya, apabila hasil yang diperoleh dua kali lipat laju inflasi maka hal itu sudah dinilai baik dalam investasi. Sebagai contoh, bila laju inflasi 7 persen per tahun, imbal hasil investasi sebesar 14-15 persen pertahun sudah cukup baik.
Keserakahan Investasi
Dalam investasi saham, kita mungkin pernah mendengar cerita bahwa seseorang tiba-tiba menjadi kaya, tetapi kemudian miskin kembali. Hal ini terjadi karena sifat serakah. Saat seseorang berinvestasi saham dan kemudian yang terjadi adalah keuntungan modal yang nilainya melebihi harga pembelian. Selanjutnya, mulai tertarik pada saham lainnya yang belum tentu memiliki kinerja fundamental yang baik. Saham lain bergerak harganya karena dipicu oleh sentiment pasar atau ulah bandar saham. Bila anda terjerumus ke permainan saham seperti ini, jangan harap untung karena yang terjadi justru “buntung.”
”Ketidaksabaran” Berinvestasi
Timing adalah istilah yang digunakan dalam investasi yang berarti kapan mulai investasi dan kapan keluar. Sebagian besar investor sangat paham bahwa kalau membeli saham, beli di saat harga rendah dan jual di harga atas. Pertanyaannya adalah kapan saham dinilai murah dan kapan saat menjual yang tepat? Berapa persen kenaikan yang dianggap layak dan lain sebagainya? Jawabannya sangat relatif, tetapi yang sering terjadi adalah investor menjual sahamnya pada saat harga baru mulai meningkat. Ketidaksabaran menunggu keuntungan modal yang lebih besar inilah yang menyebabkan keuntungannya sangat terbatas.
Termakan Gosip
Hal ini sering terjadi bagi yang ingin memiliki keuntungan besar tanpa memahami risikonya. Tawaran investasi ini contohnya, arisan yang menjanjikan keuntungan besar. Banyak orang yang akhirnya ikut karena tetangga dan saudaranya telah ikut terlebih dahulu. Sehingga mereka terjebak ramai-ramai, dan akhirnya menyesal ramai ramai.
Yang harus dilihat dari pengalaman ini adalah jangan pernah berinvestasi karena tawaran “mulut ke mulut”. Investasi tidak pernah menawarkan diri, melainkan harus dicari. Selain itu kebutuhan tiap orang dalam berinvestasi berbeda-beda.
Investasi Berhutang
Bila memang investasi dapat diukur kegiatan produktif dan risikonya, maka berhutang dapat menjadi pilihan bantuan. Tetapi berhutang juga perlu dibatasi. Banyak yang terjebak dengan menumpuknya hutang akibat ingin melebarkan usaha dan ekspansi investasi yang terus menerus. Tanpa disadari beban bunga dan angsuran semakin besar, sedangkan hasil dari investasi tidak dapat menutup hutang. Sebisa mungkin kita harus menghindari hutang berlebihan guna membiayai investasi.
Banyak hal negatif lainnya yang menjadi penyebab kegagalan investasi. Yang perlu digaris-bawahi adalah keberhasilan berinvestasi juga bergantung dengan kepribadian dan karakter setiap investor. Sebelum investasi sebaiknya kenali profil pribadi, apakah anda termasuk investor yang mudah terpengaruh atau yang memiliki pendirian?
Baca Juga: