Berdasarkan riset yang dilakukan di The Children's Hospital of Philadelphia terhadap 60.000 pasien di beberapa kota di Amerika menunjukkan adanya hubungan antara suhu udara yang panas dengan bertambahnya penderita batu ginjal.
Urologist dan pemimpin riset ini, Gregory Tasian menyatakan, "Kami menemukan bahwa suhu dari hari ke hari meningkat, serta terjadi peningkatan pesat kemungkinan pasien dalam 20 hari ke depan yang mengalami batu ginjal."
Tim ini meneliti catatan medis lebih dari 60.000 orang dewasa dan anak-anak dengan kasus batu ginjal antara tahun 2005 dan 2011 di Atlanta, Chicago, Dallas, Los Angeles dan Philadelphia beserta catatan cuaca tiap kota. Berdasarkan catatan itu, saat suhu naik 10 derajat celcius, jumlah pasien batu ginjal naik di semua kota kecuali Los Angeles.
Jarak antara naiknya suhu udara hingga seseorang mengalami batu ginjal cukup pendek, hanya tiga hari. Hal ini terjadi karena saat suhu naik, orang mengalami dehidrasi sehingga meningkatkan jumlah kalsium dan juga mineral lainnya di urin sehingga mengendap menjadi batu di ginjal.
Setiap tahunnya sekitar 500.000 pasien masuk ke ruang gawat darurat rumah sakit di seluruh negara bagian Amerika Serikat karena penyakit ini. Jumlah ini terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. Sebagian besar memang orang dewasa, namun pertambahan jumlah anak-anak yang mengalami kondisi ini meningkat pesat dalam 25 tahun terakhir. Penyebab peningkatan ini masih belum diketahui pasti, diperkirakan bisa dari pola makan hingga minuman yang dikonsumsi.
Di Indonesia sendiri dengan wilayah tropis, penderita batu ginjal cukup tinggi. Pada tahun 2002 jumlah kunjungan pasien dengan penyakit ini mencapai 58.959 orang dengan jumlah kasus baru mencapai 37.636 kasus. Pasien yang kemudian di rawat inap mencapai 19.018 orang dan jumlah kematian mencapai 378 orang. Persentase berdasarkan gender adalah 135 pasien adalah laki-laki dan 7% perempuan. Tentunya setelah lebih dari satu dekade, jumlah ini diperkirakan semakin besar.
Saran pencegahan yang bisa dilakukan saat suhu panas adalah :
1. Minum air putih yang cukup sehingga tubuh tidak mengalami dehidrasi, terutama saat banyak melakukan aktivitas fisik. Dengan minum air putih yang cukup maka dapat mengurangi konsentrasi garam dan mineral lainnya yang larut dalam urin.
2. Pilihlah makanan yang banyak mengandung vitamin A yang membantu meningkatkan fungsi organ tubuh. Jenis makanan mengandung vitamin A seperti brokoli, melon, ikan, dan hati.
3. Kurangi garam dalam makanan.
4. Jangan berlebihan mengkonsumsi susu dan produk susu seperti keju, yogurt atau es krim.
5. Jangan berlebihan mengkonsumsi makanan mengandung kalsium oksalat tinggi seperti cokelat, kacang, bayam, anggur, merica, teh, dll.
6. Jangan berlebihan mengkonsumsi vitamin C dan D karena dapat mempermudah pengkristalan kalsium oksalat.
7. Perbanyak konsumsi makanan mengandung magnesium dan vitamin B6 karena dapat mengurangi kadar kalsium oksalat dalam urin.
8. Kembangkan gaya hidup aktif, hal ini dapat membantu pembentukan kalsim pada tulang. Jika tidak aktif maka kalsium akan beredar dalam darah dan beresiko menjadi kristal.