Helen Dennis, pakar yang menggeluti masalah penuaan dan lansia, pernah ditanya seperti ini: “Papa mertua saya kini berumur 80-an, dan nafasnya tidak sedap. Tidak enak rasanya duduk dekat dia saat makan malam. Saya merasa segan membicarakan hal ini dengannya. Apakah nafas yang bau merupakan hal yang terjadi secara alami dalam penuaan?”
Nah, apakah ini juga pertanyaan serupa yang ingin Anda ketahui jawabannya? Pertama-tama kita perlu untuk mengetahui penyebab-penyebab bau mulut atau nafas yang tidak sedap (disebut juga halitosis).
Mulut merupakan sebuah ekosistem kecil, yang di dalamnya terdapat bakteri baik dan bakteri anaerobik. Bakteri baik membutuhkan oksigen, sementara bakteri anaerobik tidak memerlukan oksigen. Bakteri anaerobik akan menempati bagian-bagian di mulut yang sulit dijangkau oksigen, seperti di sela-sela gigi atau di perbatasan antara gusi dan gigi. Bakteri ini akan mengeluarkan senyawa sulfat yang aromanya seperti telur busuk, dan itulah yang sering disebut sebagai “bau”.
Terlepas dari faktor usia, penyebab utama nafas tak sedap adalah rongga mulut yang kurang bersih, yang dipicu karena jarang menyikat gigi dan membersihkan gigi dengan benang (flossing). Mulut yang kurang terawat akan mengakibatkan sisa-sisa makanan terselip di antara gigi, dan bakteri “jahat” yang akan menghancurkannya, sehingga muncullah bau tak sedap. Bakteri-bakteri tersebut juga terdapat di balik permukaan lidah, tepatnya di papilla (tunas pengecap).
Penyebab lain bau mulut adalah keringnya rongga mulut, yang biasanya berkaitan dengan usia. Semakin tua, kelenjar air liur memproduksi semakin sedikit air liur (saliva). Untuk diketahui, air liur berfungsi sebagai pembersih alami mulut. Mulut yang kekurangan air liur akan kering, dan menyebabkan bakteri anaerobik berkembang dengan cepat.
Meskipun tampak sepele, air liur memiliki banyak manfaat. Di dalam air liur terkandung sel-sel imun yang mampu membersihkan bakteri jahat dan sisa-sisa makanan. Air liur mengandung immunoglobulin atau antobodi.
“Nafas tak sedap jauh lebih rumit daripada yang diperkirakan,” ungkap Allan C. Jones, dokter gigi di South Bay, Los Angeles, AS. Dari pengamatan Jones, banyak pasien usia lanjut yang sudah menyikat gigi dan membersihkan gigi dengan benang, namun tetap memiliki bau mulut. Pasien-pasien seperti ini kemungkinan mengalami infeksi sinus. Kemungkinan lainnya, ada plak yang bertambah banyak dan menumpuk di lidah serta tingginya gula darah terutama bagi penderita diabetes.
Jones juga menyebutkan sederet penyebab lainnya, yakni:
-mengonsumsi makanan dan minuman beraroma tajam seperti bawang, kopi, dan alkohol;
-merokok;
-mengonsumsi obat-obatan;
-dan kemoterapi.
Untuk mengatasi bau mulut, Jones menyarankan untuk membersihkan mulut dengan lebih intensif. Jika masih belum berhasil, sebaiknya lakukan konsultasi dan pengobatan ke spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) untuk mengatasi infeksi sinus.
Terlepas dari berapapun usianya, berikut ini tips untuk mengatasi bau nafas tak sedap:
-kunyah permen karet bebas gula, yang berfungsi meningkatkan kadar air liur;
-konsumsi buah dan sayuran yang renyah seperti seledri dan apel. Tekstur makanan tersebut dapat membantu menggosok lidah dan membersihkan bakteri;
-banyak minum air putih.
BACA JUGA:
Makanan yang Harus Dihindari dan Dikonsumsi untuk Hindari Bau Mulut
9 Cara Praktis Mengatasi Bau Mulut
Bau Mulut Indikasikan Kanker Lambung
Lajang yang Tolak Masturbasi dan Pornografi, Bisa Lakukan Ini
Apakah Aborsi Memicu Kanker Serviks?
Pria ini Mengonsumsi Puyer 12 Bungkus Sehari