Kehidupan Modern Picu Tingkat Amarah

Psikologi / 6 July 2013

Kalangan Sendiri

Kehidupan Modern Picu Tingkat Amarah

daniel.tanamal Official Writer
4791

Sebuah analisa seorang psikolog dari University of Central Lancashire Dr. Sandi Mann, mengemukakan bahwa agresi dan amarah yang awalnya dimiliki manusia sebagai bagian dari mempertahankan hidup kini telah berubah.

Menurutnya Di zaman modern ini, amarah kerap "salah sasaran" dan tidak pada tempatnya. Akibatnya, seseorang bisa marah akibat dipicu hal sepele dan relatif tidak berhubungan dengan penyebab munculnya rasa itu.

Rasa marah pun muncul pada momen-momen sepele dan tidak tepat seperti saat menunggu dokter, memakai komputer yang 'lelet,' atau kemacetan lalu lintas. Menurut Sandi, kehidupan yang nyaman di zaman modern memanjakan manusia.  Gaya hidup nyaman juga akan memicu harapan yang tinggi.

Sedikit ketidaksempurnaan bisa membuat manusia berperilaku 'merajuk' seperti anak kecil. "Rasa marah sebetulnya menjadi bentuk pertahanan pada nenek moyang kita," kata Mann.

Menurutnya, rasa marah ini memancing adanya upaya pertahanan, bila ada yang mencuri makanan dan predator yang mengancam dirinya. Namun hal tersebut tidak dialami manusia di zaman sekarang.

Seperti yang dilansir The Telegraph, fokus manusia abad 21 telah berubah. Manusia zaman dulu menggunakan energi yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makan dan perlindungan. Contohnya rasa lapar yang merangsang produksi serotonin. Hormon ini merangsang seeroang untuk mencari makan.

Namun dua kebutuhan dasar tersebut mudah dipenuhi pada abad ini. Akibatnya, motivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut, tidak memiliki penyaluran yang tepat. Motivasi ini kemudian menjadi rasa marah yang timbul sewaktu-waktu. Marah juga menjadi unsur penting dalam kehidupan sosial. Marah menjadi peringatan pada orang lain, ketika tingkah laku seseorang terasa menyebalkan.

Mann menyarankan untuk mengendalikan rasa marah yang timbul. Bila rasa marah muncul sebaiknya seseorang berfikir, apakah peristiwa yang memicu marah ini mengancam nyawa? Jika bukan, baiknya amarah dikendalikan.

 

 


Sumber : kompashealth
Halaman :
1

Ikuti Kami