Hati-hati, Hisap Shisha Berisiko Kanker
Sumber: Alodokter.com

Health / 23 February 2015

Kalangan Sendiri

Hati-hati, Hisap Shisha Berisiko Kanker

Lori Official Writer
4185
Shisha adalah gaya merokok dari Arab, Timur Tengah dimana tembakau dimasukkan ke dalam tabung yang disebut bong dan disambung dengan sebuah pipa lentur untuk mengisap aroma tembakau. Shisha juga dikenal sebagai tembakau basah yang dapat dicampurkan dengan beragam rasa buah-buahan. Shisha yang belum dicampur dengan rasa apapun disebut Jahloul, warnanya hitam.

Bagi yang belum pernah menghisap jenis rokok yang satu ini akan berefek pada timbulnya rasa pusing. Serupa dengan merokok pada umumnya, mengisap shisha juga meningkatkan risiko penyakit mematikan seperti kanker paru-paru dan serangan jantung. Sebab diketahui mengandung logam berat yang berbahaya bagi kesehatan seperti timbal dan uranium. Tak pelak, selain harganya yang mahal, rasa buah-buahan dalam Shisha ternyata menimbulkan efek kecanduan bagi yang mencobanya.

Menurut penelitian, menghisap shisha selama 30 menit setara dengan menghirup 10 miligram karbonmonoksida lebih tinggi dibandingkan rokok. Setiap isapan dari shisha selama 45 menit menghasilkan jumlah Tar 36 kali lebih banyak daripada merokok selama lima menit.

“Tar mengandung senyawa yang merupakan unsur utama asap yang dapat menyebabkan kanker. Meski begitu belum jelas apakah jenis tar dalam shisha berbeda dengan tar pada rokok sigaret,” terang profesor psikolog dari Virginia Commonwealth University, Thomas Eissenberg.

Shisha, yang hampir serupa dengan bong yang digunakan untuk menghisap marijuana atau ganja, memang sudah sangat populer bagi para penikmat rokok. Di banyak kota besar yang penuh dengan bar-bar dan café bahkan menyediakan shisha sehingga memicu ketertarikan pengunjung untuk mencoba isapan pipa berbentuk unik tersebut. Pengguna biasanya akan menghisap asap tembakau dari shisha setelah asap tersebut melewati gelembung air. Proses ini dianggap sebagai filterisasi racun tembakau.

Menilik bahaya yang ditimbulkan, para peneliti tetap menyarankan agar industri tembakau shisha mendapat regulasi dan kebijakan untuk memperioritaskan pelabelan yang benar untuk produk shisha. Sehingga pengguna mendapat informasi yang jelas mengenai bahaya shisha.

Sumber : Berbagai Sumber/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami