Bayangkan sebuah skenario kecil yang mungkin pernah terjadi di rumah. Telepon berdering, dan Anda tahu itu adalah tetangga yang ingin menagih janji. Dengan cepat, Anda berbisik kepada anak, “Bilang saja, Ibu tidak ada di rumah.”
Atau, saat menerima uang kembalian yang lebih besar karena kesalahan kasir, Anda tersenyum dan berkata, “Kita dapat rezeki nomplok hari ini,” tanpa berniat mengembalikannya.
Sekilas, ini tampak sepele. Namun dari kebohongan kecil seperti inilah bibit ketidakjujuran mulai tumbuh dan pada akhirnya bisa berujung pada korupsi dalam skala yang lebih besar.
Prinsip Firman Tuhan Tentang Kejujuran
Firman Tuhan berkata:
“Orang yang setia dalam perkara kecil, setia juga dalam perkara besar.” (Lukas 16:10)
Prinsip ini menegaskan bahwa karakter dibentuk dari pilihan-pilihan kecil sehari-hari.
Saat kita menyuruh anak untuk berbohong, meski demi kenyamanan kita sedang mengajarkan bahwa kejujuran dapat dikorbankan untuk keuntungan pribadi. Padahal, kejujuran adalah dasar dari integritas yang sejati.
Menyuruh Anak Berbohong = Melatih Korupsi
Apa hubungannya menyuruh anak berbohong dengan korupsi? Sangat erat.
Korupsi adalah penyalahgunaan kepercayaan demi kepentingan pribadi, yang berakar pada ketidakjujuran.
Ketika anak belajar bahwa berbohong itu boleh asal tidak ketahuan, maka ia sedang dilatih untuk memanipulasi kebenaran demi keuntungan.
Kebiasaan ini dapat tumbuh dari memalsukan tanda tangan, mencontek, hingga akhirnya menyalahgunakan jabatan saat dewasa.
Dengan kata lain, setiap kebohongan kecil di rumah adalah pelatihan tidak langsung untuk korupsi.
Peran Orang Tua dalam Menanamkan Nilai Kejujuran
Orang tua dipanggil untuk berhikmat dalam mendidik anak-anaknya.
Seperti tertulis dalam Amsal 2:6, hikmat berasal dari Tuhan dan menuntun kita melihat dampak jangka panjang dari setiap perkataan dan tindakan.
Daripada menyuruh anak berbohong, lebih baik ajarkan mereka berkata jujur dengan hikmat.
Misalnya, ubah kalimat menjadi:
“Tolong katakan kepada Tante bahwa Ibu sedang tidak bisa menerima telepon sekarang, nanti Ayah akan menghubunginya kembali.”
Contoh kecil ini menanamkan tanggung jawab dan integritas, tanpa harus melanggar kebenaran.
Membangun Budaya Kejujuran di Keluarga Kristen
Sebagai keluarga Kristen, rumah kita harus menjadi sekolah pertama karakter Kristus.
Bangun budaya kejujuran dengan langkah-langkah sederhana:
Dengan cara ini, kita tidak hanya mencegah bibit korupsi, tetapi juga membentuk generasi yang takut akan Tuhan dan hidup dalam integritas.
Mari jaga rumah kita sebagai laboratorium karakter
Dari sanalah lahir pribadi yang bukan hanya cerdas, tapi juga berintegritas, jujur, dan berkenan di hadapan Tuhan.
Setiap kejujuran kecil hari ini akan melahirkan masa depan yang bersih dari korupsi dan penuh dengan terang Kristus.
BACA JUGA:
Rahasia Orang Tua Sukses, Terapkan Teknik 3K agar Anak Disiplin dan Hidup dalam Kristus
Didik Anak Menjadi Tangguh untuk Melawan Badai Kecemasan
Sumber : Jawaban.com