Normalisasikan Suami Mengurus Anak Karena Kewajiban, Bukan “Membantu Istri”
Sumber: Canva Teams | SDI Productions from Getty Images Signature

Relationship / 28 October 2025

Kalangan Sendiri

Normalisasikan Suami Mengurus Anak Karena Kewajiban, Bukan “Membantu Istri”

Claudia Jessica Official Writer
2019

“Wah, suaminya hebat ya, banget jagain anak.”

Pujian seperti ini sering terdengar di sekitar kita. Kedengarannya manis, tapi sebenarnya mencerminkan pola pikir yang masih bias.

Banyak keluarga di Indonesia menganggap pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak masih dianggap sebagai “tugas istri”. Ketika suami ikut terlibat dalam mengasuh anak, dianggap sebagai hal yang luar biasa karena mau “membantu istri”.

Padahal, suami yang mengasuh anak bukanlah bentuk bantuan bagi sang istri, melainkan kewajibannya sebagai seorang ayah.

 

BACA JUGA: 5 Cara Memperkuat Pernikahan Kristen agar Tidak Mudah Terjerat dalam Perceraian

 

Sejak lama, masyarakat kita terbentuk oleh pola patriarki yang menempatkan suami sebagai pencari nafkah dan istri sebagai pengasuh anak.

Pandangan ini diwariskan lintas generasi tanpa banyak dikaji ulang.
Namun di era modern seperti sekarang ini, banyak perempuan juga bekerja, tapi beban rumah tangga tetap cenderung ditanggung oleh pihak istri.

Akibatnya, ketika seorang ayah mengganti popok anak, menyiapkan susu, atau menemani anak belajar, ia dipuji bagaikan “pahlawan keluarga” atau “suami idaman” bagi para single.

Padahal yang seharusnya dipuji bukan keistimewaan perannya, melainkan kesadaran dan kasihnya sebagai bagian dari tanggungjawab seorang ayah.

BAGAIMANA ALKITAB MEMANDANG HAL INI?

Dalam iman Kristen, keluarga adalah rancangan Allah yang kudus. Sejak awal penciptaan, Tuhan menjadikan suami dan istri sebagai “satu daging” (Kejadian 2:24).

Artinya, suami-istri adalah satu kesatuan yang saling melengkapi dalam kasih dan tanggung jawab. Anak bukan hanya tanggungjawab seorang ibu, melainkan amanat dari Tuhan kepada kedua orang tua.

 

 

BACA JUGA: Rahasia Orang Tua Sukses, Terapkan Teknik 3K agar Anak Disiplin dan Hidup dalam Kristus

 

Ayah dipanggil bukan hanya untuk menafkahi, tapi juga mendidik, menegur, membimbing, dan hadir secara emosional.

Efesus 6:4 menegaskan, “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”

Ketika ayah dan ibu bersama-sama menjalankan peran mengasuh anak, mereka sedang mencerminkan kasih Allah sendiri sebagai kasih yang hadir, menuntun, dan membentuk.

MANFAAT KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN

Keterlibatan ayah dalam pengasuhan bukan hanya penting secara spiritual, tapi juga berdampak langsung pada pertumbuhan anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki figur ayah dan ibu yang hadir secara seimbang akan berkembang lebih sehat secara emosional dan sosial.

Beberapa manfaat nyata dari keterlibatan ayah antara lain:

  • Anak lebih bahagia dan stabil emosinya. Kehadiran ayah membuat anak merasa aman, dicintai, dan berani mengeksplorasi dunia sekitarnya.
  • Pasangan lebih harmonis. Ketika tanggungjawab rumah tangga dan pengasuhan dibagi adil, beban mental istri berkurang, komunikasi lebih sehat, dan hubungan lebih hangat.
  • Ayah merasakan kedekatan emosional yang lebih kuat. Melalui momen sederhana seperti menemani bermain, membaca Alkitab bersama, atau menenangkan anak, ayah telah membangun ikatan yang menjadi fondasi kepercayaan anak di masa depan.

Keluarga dengan dua figur orangtua yang aktif cenderung membesarkan anak yang lebih percaya diri, empatik, dan memiliki nilai moral yang kuat.

SUAMI ISTRI SEBAGAI TIM, BUKAN BOS DAN ASISTEN

Keluarga yang sehat bukan dibangun oleh satu pihak yang memimpin dan pihak lain yang melayani, tetapi oleh dua pribadi yang saling menopang dalam kasih.

 

BACA JUGA: Punya Pasangan "People Pleaser"? Ini 5 Langkah Bijak Menyikapinya

 

Suami dan istri dipanggil untuk berjalan berdampingan sebagai tim yang saling menghargai dan berkomitmen untuk menumbuhkan anak-anak dalam kasih Tuhan.

Di rumah yang seperti ini, tidak ada kalimat “bantu istri”, melainkan “kami mengurus anak kami bersama.”

Sebagai pasangan Kristen, kita dipanggil untuk membesarkan anak-anak sesuai dengan prinsip Kerajaan Allah.

Untuk membantu para orang tua menjalani peran ini, CBN Indonesia menghadirkan The Parenting Project, program yang melatih dan mendampingi orang tua agar mampu mengasuh anak dengan cara yang sesuai Firman Tuhan.

Melalui modul, pelatihan, dan komunitas pendampingan, program ini membantu keluarga Kristen di Indonesia menumbuhkan anak-anak dalam kasih, disiplin, dan iman yang kokoh. Jika Anda ingin tahu lebih lanjut, kunjungi website: theparentingproject.id

 

Sumber : Berbagai sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami