Parlemen Inggris Peringatkan, Kekerasan Anti-Kristen di Nigeria Mengarah pada Genosida
Sumber: Aid to the Church in Need

News / 24 October 2025

Kalangan Sendiri

Parlemen Inggris Peringatkan, Kekerasan Anti-Kristen di Nigeria Mengarah pada Genosida

Aprita L Ekanaru Official Writer
1707

Parlemen Inggris menerima laporan mengejutkan tentang meningkatnya kekerasan anti-Kristen di Nigeria, yang kini disebut telah mencapai tingkat genosida oleh para pemimpin gereja setempat. Seorang uskup Nigeria mendesak pengakuan global terhadap ancaman besar yang ditimbulkan oleh kelompok militan Islam seperti Boko Haram dan Penggembala Fulani.

 

Kekerasan Anti-Kristen Meningkat Tajam di Nigeria

Nigeria merupakan negara dengan populasi Kristen sekitar 50 persen. Namun, setiap tahunnya lebih banyak umat Kristen dibunuh karena iman mereka di Nigeria dibandingkan di negara lain mana pun di dunia. Kekerasan ini terutama disebabkan oleh serangan kelompok ekstremis Islam yang beroperasi di wilayah utara dan tengah negara tersebut.

Menurut laporan Intersociety (International Society for Civil Liberties and Rule of Law) pada Agustus lalu, lebih dari 7.000 orang Kristen tewas di Nigeria sejak awal tahun 2025. Uskup Wilfred Anagbe bahkan menyebut bahwa pembantaian saat Natal telah menjadi “kebiasaan” di beberapa wilayah.

 

Uskup John Bakeni Sampaikan Laporan ke Parlemen Inggris

Uskup John Bakeni dari Keuskupan Maiduguri baru-baru ini menyampaikan kesaksian di Parlemen Inggris, menyoroti bahwa agama merupakan faktor utama dalam konflik tersebut. Ia memperingatkan bahwa komunitas internasional tidak boleh mengabaikan aspek keagamaan dalam kekerasan yang melanda Nigeria.

“Meskipun konflik ini tidak sepenuhnya tentang agama, mengabaikan dimensi agama adalah kesalahan besar,” ujar Uskup Bakeni. “Gereja, pendeta, dan simbol Kekristenan terus menjadi sasaran serangan tanpa hukuman.”

 

Militer Lemah, Rakyat Tak Dilindungi

Badan keamanan Nigeria sering dikritik karena kurangnya tindakan dan kesiapan menghadapi militan. Dalam banyak kasus, peringatan dini diabaikan, dan serangan dibiarkan terjadi tanpa respons cepat.

Salah satu serangan paling mematikan terjadi pada Juni 2025, ketika militan Fulani menyerang Yelewata, Negara Bagian Benue, menewaskan lebih dari 270 orang. Menurut Uskup Bakeni, “Gereja Katolik setempat menjadi target pertama sebelum mereka menyerang pusat kota yang tak dijaga.”

 

Genosida Terhadap Komunitas Kristen

Beberapa wilayah di Nigeria kini telah sepenuhnya kehilangan populasi Kristennya akibat serangan brutal. Uskup Bakeni menyebut, di beberapa daerah, kekerasan tersebut sudah bersifat genosida, dengan lebih dari 1.000 korban tewas hanya dalam semalam.

Di Keuskupan Maiduguri, lebih dari 200 gereja dan kapel telah dihancurkan oleh Boko Haram sejak 2017. Sementara di Negara Bagian Borno, sekitar 1,8 juta orang terpaksa mengungsi akibat kekerasan yang terus berlanjut.

 

Penculikan Gadis Chibok dan Krisis Kemanusiaan

Banyak gadis yang diculik oleh Boko Haram pada tahun 2014 dalam insiden terkenal penculikan Chibok masih belum ditemukan hingga kini. Uskup Bakeni menegaskan bahwa tragedi ini tidak dapat disalahkan pada faktor eksternal seperti perubahan iklim.

“Kita harus berani berkata bahwa perubahan iklim tidak pernah menculik gadis-gadis Chibok, membunuh para pendeta, atau membakar gereja-gereja,” tegasnya.

 

Seruan untuk Tindakan Internasional

Laporan kepada Parlemen Inggris ini diharapkan mendorong tindakan nyata dari komunitas internasional. Para pemimpin gereja menyerukan agar pemerintah global, termasuk Inggris, mengakui kekerasan ini sebagai genosida terhadap umat Kristen di Nigeria, serta memberikan dukungan kemanusiaan dan diplomatik bagi korban.

 

BACA JUGA:
Bill Maher Soroti Genosida Kristen di Nigeria yang Tidak Dilirik Media

3 Juta Umat Kristen di Nigeria dalam Bahaya, Krisis Kekerasan Terus Meningkat!

Sumber : christiantoday.com
Halaman :
1

Ikuti Kami