Tak Seperti Bapa di Bumi, Allah Selalu Menerima dan Memberikan Kasih Tanpa Syarat
Sumber: Canva Teams | artplus from Getty Images Signature

Kata Alkitab / 23 October 2025

Kalangan Sendiri

Tak Seperti Bapa di Bumi, Allah Selalu Menerima dan Memberikan Kasih Tanpa Syarat

Claudia Jessica Official Writer
2650

Setiap perjalanan iman dimulai dari satu hal yang mendasar, mengenal siapa Allah sebenarnya. Sebelum kita bisa mengasihi dan melayani-Nya, kita perlu terlebih dulu mengenal Dia secara pribadi. Tanpa pengenalan yang benar, kasih dan pelayanan kita akan mudah goyah.

Langkah pertama untuk mengenal Allah dengan benar adalah mengenal-Nya sebagai Bapa. Yesus datang ke dunia bukan hanya untuk menebus dosa, tetapi juga untuk memperkenalkan kita kepada Bapa di surga. Dia adalah jalan agar kita bisa mendekat kepada Bapa dengan hati yang baru, penuh kasih, bukan rasa takut.

Namun banyak orang Kristen berhenti di tengah jalan. Mereka sudah mengenal Yesus, tetapi belum benar-benar mengenal Bapa. Sama seperti Filipus yang berkata kepada Yesus, “Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami,” padahal Yesus sudah bersama mereka. Begitulah kita seringkali percaya kepada Yesus, tapi belum memahami kasih dan keintiman dari Bapa yang sejati.

Masalahnya, gambaran kita tentang Allah sering dipengaruhi oleh hubungan kita dengan ayah di dunia.
Jika seseorang tumbuh dengan sosok ayah yang keras, tidak hadir, atau bahkan menyakiti, sering kali bayangan itu terbawa dalam hubungannya dengan Allah. Ia melihat Allah sebagai sosok yang menuntut, jauh, atau tidak peduli. Padahal, Bapa di surga sangat berbeda dari bapa duniawi mana pun.

Itulah sebabnya, Tuhan ingin memulihkan gambaran kita tentang sosok Bapa. Dalam Maleakhi 4:6 dikatakan, “Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.” Tuhan rindu setiap hati yang terluka oleh figur ayah dapat dipulihkan. Karena tanpa pemulihan itu, kita sulit mengalami keintiman sejati dengan Bapa.

Yesus memberi kita teladan tentang hubungan yang sempurna antara Anak dan Bapa. Saat Ia dibaptis, suara dari surga berkata:

“Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:17)

Dari ayat ini, kita belajar empat kebenaran tentang kasih Bapa:

Bapa berkenan kepada kita

Sejak kita percaya kepada Yesus, kita diterima sepenuhnya oleh Allah. Bapa tidak pernah menolak atau membuang kita. Kita berharga bukan karena apa yang kita lakukan, tetapi karena siapa kita—anak-anak-Nya.

Bapa memberi identitas sejati

Di dunia, banyak anak kehilangan arah karena tidak pernah mendengar kata, “Aku bangga padamu.” Tapi Bapa di surga selalu berkata, “Engkau anak-Ku yang Kukasihi.” Identitas kita bukan ditentukan oleh prestasi, tapi oleh kasih Bapa yang tak berubah.

Bapa mendisiplinkan dengan kasih

Banyak dari kita takut pada kata “disiplin” karena terbiasa dengan kekerasan atau tuntutan. Namun disiplin dari Bapa berbeda, lahir dari kasih, bukan amarah. Ia menuntun, bukan menghukum. Ia mengoreksi supaya kita bertumbuh, bukan supaya kita merasa gagal.

Bapa mengasihi tanpa syarat

Kasih dunia sering bersyarat: kita diterima kalau berhasil, dicintai kalau berguna. Tapi kasih Bapa melampaui semua itu. Ia tetap menanti, seperti ayah dalam kisah anak yang hilang, berlari memeluk anaknya yang penuh luka dan bau ternak, lalu merayakan kepulangannya dengan pesta sukacita.

Sayangnya, sebagian dari kita lebih mirip anak sulung rajin melayani, tetapi tak pernah sungguh menikmati kasih Bapa. Kita berpikir kasih Tuhan bisa dibeli dengan ketaatan atau pelayanan. Padahal kasih Bapa tidak pernah bersyarat. Yang bersyarat hanyalah janji-janji-Nya, bukan kasih-Nya.

Hari ini, biarlah hati kita kembali pulang.

Ampunilah sosok ayah di dunia yang mungkin telah mengecewakan. Lepaskan luka itu, agar kita bisa mengenal kasih Bapa dengan utuh. Karena di balik setiap luka masa lalu, ada pelukan hangat dari Bapa di surga yang berkata,

“Engkau anak-Ku yang Kukasihi. Aku berkenan kepadamu.”

Jika Anda sedang berjuang memulihkan hati, merasa sulit mengampuni, atau ingin kembali dekat dengan Tuhan seperti dulu, jangan hadapi itu sendirian. Tim Layanan Doa CBN siap mendengarkan dan berdoa bersama Anda, kapan pun dibutuhkan. WhatsApp kami di nomor 0822-1500-2424 atau klik banner di bawah artikel ini untuk terhubung langsung.

Sumber : Berbagai sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami