Suasana khidmat dan penuh sukacita menyelimuti Gereja Maranatha Ambon, Minggu (19/10/2025), ketika Sidang Sinode ke-39 Gereja Protestan Maluku (GPM) secara resmi dibuka. Momen penting yang menghimpun 630 pendeta ini bukan hanya sekadar agenda rutin, tetapi sebuah titik tolak strategis menuju perayaan satu abad pelayanan GPM. Dalam sambutannya, Menteri Agama menegaskan panggilan gereja untuk melayani dengan kasih yang melampaui segala batas, sebuah pesan yang relevan bagi kehidupan beragama dan bermasyarakatakat di Indonesia saat ini.
Acara pembukaan yang dihadiri oleh sejumlah pejabat teras, termasuk Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan Wakil Gubernur, serta diawali dengan ibadah yang dilayani oleh Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty, ini mengusung tema “Anugerah Allah melengkapi dan meneguhkan Gereja menuju satu abad GPM” (1 Petrus 5:10). Subtema “Layanilah umat dengan tekun sesuai kasih Allah” pun menjadi benang merah yang akan membingkai seluruh perbincangan selama sidang berlangsung hingga 25 Oktober 2025.
Mewakili Menteri Agama Nasaruddin Umar, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama, Jeane Marie Tulung, menyampaikan apresiasi mendalam atas kiprah dan kesetiaan GPM. “Gereja Protestan Maluku memiliki sejarah panjang sebagai gereja yang lahir dan bertumbuh di tengah masyarakat Maluku yang majemuk. GPM telah menjadi jantung spiritual dan penopang sosial bagi kehidupan umat di wilayah ini,” bunyi sambutan Menag yang dibacakan oleh Dirjen Bimas Kristen.
Lebih lanjut, Menag menjelaskan bahwa perjalanan menuju satu abad GPM bukanlah sekadar hitungan waktu belaka. Ini adalah wujud kesetiaan terhadap panggilan ilahi. Gereja, lanjutnya, dipanggil untuk melayani dengan tekun dan berakar dalam kasih, yang mampu melampaui sekat-sekat identitas suku, agama, ras, dan golongan. Gereja diharapkan dapat menjadi rumah bersama bagi seluruh anak bangsa, membangun jejaring lintas iman, dan mengembangkan budaya dialog.
“Gereja memiliki peran strategis dalam memastikan bahwa pelayanan rohani juga membawa dampak sosial yang mengangkat harkat hidup umat, mengentaskan kemiskinan, dan menghadirkan kasih dalam bentuk nyata,” tegas Menag dalam sambutannya.
BACA HALAMAN SELANJUTNYA>>
Sumber : bimaskristen.kemenag.go.id