Di era digital, tantangan orang tua dalam mendidik anak semakin besar, terutama terkait bahaya pornografi. Data Kominfo menunjukkan total 19.228 kasus pornografi anak dari 2016 hingga 2024, dengan puncaknya di tahun 2023 (463 kasus). Sementara di tahun 2024, KPAI mencatat 41 kasus anak menjadi korban pornografi dan kejahatan siber, kebanyakan melalui media sosial. Sebagai orang tua Kristen, bagaimana kita merespons hal ini dengan bijak dan sesuai iman?
1. Sadari Bahaya dan Bertindak Cepat
Pornografi bukan sekadar masalah moral, tapi juga merusak mental dan spiritual anak. Ketika orang tua menyadari anak terpapar atau bahkan terjebak dalam kasus pornografi, langkah pertama adalah tidak panik atau menghakimi. Alih-alih marah, tunjukkan kasih dan keinginan untuk memulihkan. Ingat, tujuan utama bukan hanya menghentikan kebiasaan buruk, tapi membawa anak pada pertobatan dan pemulihan hubungan dengan Tuhan.
2. Bangun Komunikasi Terbuka dengan Kasih
Anak seringkali takut mengaku karena malu atau takut dihukum. Karena itu, ciptakan lingkungan yang aman bagi mereka untuk jujur. Amsal 16:24 mengingatkan, "Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang." Mulailah percakapan dengan lembut kepada anak.
Dengarkan tanpa menyela, lalu arahkan anak untuk menyadari dampak negatif pornografi, baik secara kesehatan, emosional, maupun spiritual.
3. Arahkan pada Pertobatan dan Pemulihan Rohani
Pornografi adalah jerat dosa, dan hanya melalui pertobatan sejati anak bisa benar-benar bebas. Bimbing anak untuk:
Orang tua juga bisa mengajak anak berdoa bersama, meminta kekuatan dari Tuhan, dan meminta pemulihan atas pikiran dan hati mereka.
4. Ambil Langkah Praktis untuk Perlindungan
Selain pendekatan rohani, orang tua perlu tindakan nyata untuk melindungi anak:
Jika anak sudah kecanduan berat, jangan ragu mencari bantuan konselor Kristen atau psikolog yang memahami nilai-nilai iman.
5. Jadilah Teladan Hidup Kudus
Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika orang tua hidup dalam kekudusan dan menjaga kesucian pikiran (Matius 5:28), anak akan lebih mudah mengikuti. Evaluasi juga kebiasaan keluarga:
Jika Anda sedang menghadapi tantangan ini di dalam keluarga, kami mengundang Anda untuk menghubungi Layanan Doa CBN. Kami siap dengan senang hati memberikan bantuan dan dukungan untuk Anda.
Sumber : Jawaban.com