Suster Genevieve Diizinkan Melanggar Protokol di Pemakaman Paus Fransiskus, Kok Bisa?

News / 30 April 2025

Kalangan Sendiri

Suster Genevieve Diizinkan Melanggar Protokol di Pemakaman Paus Fransiskus, Kok Bisa?

Sekar Karinta Official Writer
865

Pada Rabu, 23 April 2025, momen haru yang emosional mewarnai prosesi penghormatan terakhir untuk Paus Fransiskus yang disemayamkan di Basilika Santo Petrus, Vatikan.

Di tengah ketatnya protokol Vatikan yang hanya memperbolehkan kardinal, uskup, dan imam mendekati peti jenazah, perhatian publik justru tertuju pada seorang biarawati yang hadir dengan penampilan amat sederhana—berkerudung kain biru, kemeja biru muda, dan tas ransel di punggungnya.

Ia adalah Suster Genevieve Jeanningros yang berumur 82 tahun, biarawati berdarah Prancis-Argentina yang dikenal sebagai sahabat dekat Paus Fransiskus semasa hidupnya.

 

BACA JUGA: Bagaimana Suasana di Sekitar Makam Paus Fransiskus di Gereja Santa Maria Maggiore?

 

Suster Genevieve berasal dari ordo Little Sisters of Jesus, sebuah komunitas Katolik yang dikenal hidup dalam kesederhanaan dan pelayanan kepada kaum miskin.

Ia telah mengabdikan hidupnya selama lebih dari lima dekade di Ostia, Roma, tinggal di sebuah karavan kecil bersama biarawati lain, dan secara konsisten melayani kelompok rentan seperti tunawisma, pekerja taman hiburan, dan masih banyak lagi.

Pertemuan pertamanya dengan Jorge Mario Bergoglio—nama asli Paus Fransiskus—berawal 20 tahun lalu, saat Genevieve datang ke Buenos Aires menghadiri pemakaman bibinya, Leonie Duquet, seorang suster yang menjadi korban kekejaman kediktatoran Argentina.

Meski kecewa karena sedikitnya kehadiran pejabat gereja saat pemakaman, Genevieve tetap menjalin komunikasi dengan Uskup Bergoglio. Dari situlah jalinan persahabatan mereka tumbuh, hingga akhirnya Bergoglio menjadi Paus pada 2013.

 

BACA JUGA: Para Pemimpin Dunia Berkumpul ke Pemakaman Paus Fransiskus

 

Hubungan hangat itu tidak luntur meski sang sahabat menjabat sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik.

Paus Fransiskus bahkan kerap mengundang Genevieve ke misa pribadi di kediamannya, dan secara rutin menerima komunitas dan pekerja yang Genevieve bawa setiap hari Rabu. Paus tak hanya menyapa mereka, namun juga makan bersama dan memberikan bantuan nyata.

Maka tak heran, ketika Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025, Genevieve hadir sebagai sosok istimewa. Dalam potongan video yang viral di media sosial, ia berdiri lama di kejauhan, menatap jenazah sahabatnya.

Lalu, seorang pengawal Vatikan kemudian memberi isyarat padanya untuk mendekat. Meski secara protokol itu adalah pelanggaran, tidak ada yang menghalangi langkah Suster Genevieve. Ia diberi kesempatan berdiri tepat di depan peti mati, mengucapkan salam perpisahan kepada sahabatnya sambil menyeka air mata.

“Ia adalah seorang saudara, seorang Paus, seorang teman,” ucap Genevieve tentang Paus Fransiskus dengan penuh kesedihan.

Genevieve tidak hanya datang sebagai seorang biarawati, namun juga sebagai sahabat dari Paus Fransiskus. Peristiwa ini bukan sekadar pelanggaran protokol. Ini adalah pengakuan bahwa cinta, pelayanan, dan persahabatan yang tulus melampaui aturan.

 

Sumber : Berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami