1 dari 3 pernikahan di Indonesia berakhir dengan perceraian. Angka yang mengkhawatirkan ini bukan hanya statistik ini tentang keluarga yang hancur, anak-anak yang terluka, dan masa depan bangsa yang terancam. Sebagai orang Kristen, apa yang bisa kita lakukan?
Ancaman Nyata bagi Keluarga dan Bangsa
Baru-baru ini, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyoroti tingginya angka perceraian di Indonesia sebagai ancaman serius bagi bangsa. Data tahun 2024 menunjukkan, dari 1,4 juta pasangan yang menikah, sekitar 446 ribu berakhir dengan perceraian, hampir 32%! Artinya, dalam setiap 10 pernikahan, 3 di antaranya gagal bertahan.
BACA JUGA: 5 Pasangan Artis Kristen yang Green Flag, Bukti dari "Marriage Is Not Scary"
Fenomena ini bukan sekadar masalah sosial, tetapi juga tantangan rohani. Alkitab jelas menyatakan bahwa pernikahan adalah perjanjian kudus (Maleakhi 2:14), bukan sekadar kontrak duniawi.
Lalu, di tengah krisis ini, bagaimana kita sebagai orang Kristen harus bersikap? Beberapa penyebab utama perceraian di Indonesia antara lain:
1. Masalah Keuangan
Konflik finansial sering menjadi pemicu perpecahan. Alkitab mengingatkan, "Akulah TUHAN, Allahmu, yang memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau." (Yesaya 41:13). Keluarga Kristen dipanggil untuk beriman dan bijak mengelola rezeki, bukan saling menyalahkan.
2. Komunikasi yang Buruk
Banyak pasangan bercerai karena tidak lagi saling mendengar. Firman Tuhan menasihati, "Setiap orang harus cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata, dan lambat untuk marah." (Yakobus 1:19). Pernikahan butuh dialog, bukan monolog.
BACA JUGA: 7 Hal yang Harus Diputuskan Sebelum Menikah Ala Maria Shandi dan Adythia Pratama
3. Perselingkuhan
Ini adalah pengkhianatan terhadap janji suci. Alkitab tegas: "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur." (Ibrani 13:4). Kesetiaan adalah fondasi yang tak boleh digoyahkan.
4. Perbedaan Nilai dan Prioritas
Jika suami-istri tidak sejalan, konflik tak terhindarkan. Solusinya? "Dan janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu." (Roma 12:2). Pernikahan Kristen harus dibangun di atas Kristus, bukan ego.
Sumber : Jawaban.com