14 Perhentian Jalan Salib Yesus Kristus yang Dimulai dari Getsemani Sampai Golgota
Sumber: Getty Images Signature | wwing

Kata Alkitab / 10 April 2025

Kalangan Sendiri

14 Perhentian Jalan Salib Yesus Kristus yang Dimulai dari Getsemani Sampai Golgota

Claudia Jessica Official Writer
2841

Setiap kali memperingati Paskah, umat Kristen di seluruh dunia mengenang kembali perjalanan sengsara Yesus menuju salib. Perjalanan ini dikenal dengan nama Jalan Salib, atau dalam tradisi Latin disebut Via Dolorosa, yang berarti “jalan penderitaan.”

Namun, Jalan Salib bukan hanya jejak penderitaan fisik saja, tetapi menggambarkan kerelaan Yesus Kristus yang mengesampingkan otoritas ilahi-Nya untuk memberikan jalan keselamatan bagi umat manusia melalui pengorbanan-Nya.

Melalui 14 perhentian Jalan Salib, kita diajak merenungkan setiap langkah yang diambil oleh Yesus, dari saat Ia dijatuhi hukuman mati hingga akhirnya dikuburkan.

Setiap perhentian menyimpan makna tersendiri yang bisa menjadi cerminan bagi hidup kita sebagai orang percaya.

Berikut ini adalah uraian lengkap dan sederhana dari 14 perhentian Jalan Salib:

Perhentian Pertama: Yesus di Bukit Zaitun (Lukas 22:39–46)

Yesus berdoa di Bukit Zaitun, memohon agar “cawan” penderitaan, yaitu salib dijauhkan dari-Nya. Ini menyingkapkan sisi manusiawi-Nya (Lukas 22:39–46).

Ia merasakan beratnya jalan yang harus ditempuh, sebagaimana setiap orang percaya pun akan menghadapi pilihan antara kehendak Allah dan keinginan pribadi.

Pilihan kita mencerminkan seberapa dalam ketaatan dan komitmen kita kepada Tuhan. Meski tahu penderitaan yang menanti, Yesus tetap menyerahkan diri pada kehendak Bapa.

Hingga nafas terakhir-Nya di salib, Ia mengajarkan pentingnya taat dan percaya penuh kepada Allah dalam segala situasi.

Perhentian Kedua: Yesus Dikhianati Yudas dan Ditangkap (Lukas 22:47–48)

Pengkhianatan Yudas menjadikannya sosok paling dibenci sepanjang sejarah, juga menjadi cerminan bagi setiap orang percaya bahwa dosa adalah bentuk pengkhianatan kita terhadap Yesus yang telah memberikan hidup-Nya bagi kita.

Dosa adalah keputusan yang kita buat secara sadar untuk berlaku menyimpang dari iman percaya kita (Lukas 22:47–48).

Meskipun Yudas sudah hidup lama bersama Yesus dan mendengar langsung pengajaran-Nya, tetapi hatinya tidak benar-benar mau diubahkan oleh Roh Kudus. Akibatnya, ia jatuh dalam tipu daya Iblis.

Sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk menguji diri, apakah kita masih teguh dalam iman (2 Korintus 13:5).

 

 

BACA JUGA: Selain Jalan Salib 5 Negara Ini Rayakan Jumat Agung Dengan Cara Berbeda, Dicek Yuk!

 

Perhentian Ketiga: Yesus Diadili di Hadapan Mahkamah Agama (Lukas 22:66–71)

Yesus dibawa ke Mahkamah Agama (Sanhedrin), lembaga tertinggi pada masa itu yang terdiri dari para imam, ahli Taurat, dan imam besar, yang kemudian menuntut hukuman mati bagi-Nya.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi orang percaya agar tidak mudah menghakimi. Memiliki jabatan rohani tinggi atau pengetahuan spiritual yang luas tidak otomatis membuat seseorang menjadi sempurna dan kudus di hadapan Tuhan.

Kesombongan justru bisa menjerumuskan, bahkan bagi mereka yang tampak saleh. Meski kita diajarkan untuk menghormati pihak berwenang, tetapi otoritas tertinggi dalam hidup kita tetap ada pada kehendak dan Firman Allah.

Perhentian Keempat: Petrus Menyangkal Yesus (Lukas 22:54–62)

Setelah Yesus ditangkap, Petrus menyangkal bahwa ia mengenal-Nya sebanyak tiga kali, tepat seperti yang telah Yesus nubuatkan (Lukas 22:54–62). Padahal, Petrus adalah murid yang dekat dengan Yesus dan telah menyaksikan banyak mukjizat, bahkan berjalan di atas air bersama-Nya.

Petrus adalah cerminan kelemahan manusia yang bisa merasa takut, diam, dan menyangkal iman saat tertekan. Hal ini masih relevan bagi orang percaya hari ini, ketika banyak yang menghadapi diskriminasi, bahkan penganiayaan karena iman mereka.

Kita mungkin menghakimi Petrus, tapi berapa banyak dari kita yang berani bersaksi di tengah tekanan?

Iman Petrus saat itu belum sempurna karena Roh Kudus belum tinggal di dalamnya. Namun setelah Pentakosta (Kisah Para Rasul 2), Petrus diubah menjadi pribadi yang berani, tak lagi menyangkal. Ia menyatakan imannya dengan penuh keberanian.

 

Baca halaman selanjutnya →

Sumber : gotquestion
Halaman :
123Tampilkan Semua

Ikuti Kami