Setiap hari, dunia terus bergerak cepat. Tren baru bermunculan hampir setiap detik. Mulai dari gaya berpakaian, challenge TikTok, jargon viral, sampai cara hidup yang dianggap "kekinian."
Bagi banyak anak muda, mengikut tren-tren seperti ini bisa dikatakan sudah seperti keharusan. Mereka takut dibilang ketinggalan zaman, nggak update, atau bahkan dianggap nggak relevan.
Tapi di tengah derasnya arus tren dunia, muncul sebuah pertanyaan, “Apakah kita orang Kristen sedang membawa pengaruh atau justru sedang dipengaruhi oleh dunia?
Tanpa disadari, banyak dari kita yang mulai kehilangan arah. Kita lebih sibuk menyesuaikan diri dengan dunia dibanding mempertahankan jati diri kita di dalam Kristus.
Kita lupa bahwa sebagai orang percaya, kita ini bukan warga dunia. Kita adalah warga Kerajaan Surga (Filipi 3:20) dan dunia ini bukan rumah kita yang sebenarnya.
Sebagai anak-anak Tuhan, terutama generasi muda, kita dipanggil bukan untuk meniru dunia, melainkan untuk menjadi representasi Kristus di dunia ini.
Alkitab berkata dengan tegas, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2)
Firman Tuhan ini bukan sekadar larangan untuk mengikuti tren dunia, tetapi sebuah panggilan mulia untuk hidup dengan cara pikir yang berbeda.
Memang benar bahwa mengikuti tren bukanlah kesalahan yang menciptakan dosa. Tetapi ada hal yang perlu kita perhatikan.
“Apakah tren ini mendekatkan kita pada Tuhan atau justru menjauhkan?”
Jika ada tren yang membuat kita harus berkompromi dengan Firman Tuhan, bahkan kita kehilangan damai sejahtera, maka kita harus mengambil sikap bijak untuk tidak mengikuti arus tren dunia. Anda akan tetap baik-baik saja jika tidak mengikuti tren tersebut.
Yesus mengatakan bahwa kita adalah garam dan terang dunia (Matius 5:13-16). Garam memberi rasa, terang menunjukkan jalan. Kita diciptakan untuk membawa pengaruh, bukan dipengaruhi dunia.
Dunia membutuhkan orang-orang yang berani jadi beda. Berani untuk menggemakan suara Anda sendiri. Berani untuk bilang “tidak” ketika yang lain bilang “ya.”
Sebagai orang Kristen, kita harus bisa relevan tanpa kehilangan kekudusan. Kita bisa menjadi terang tanpa harus viral karena hal yang dangkal. Dan kita bisa ikut tren dengan catatan keras untuk tidak melepas nilai kekristenan kita.
Meskipun dunia mengukur kesuksesan kita dari viral atau tidak, tetapi Tuhan mengukur hidup kita dari buah yang dihasilkan.
“buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Galatia 5:22-23).
Hidup ini terlalu singkat untuk sekedar mengikuti tren dunia. Sebaliknya, hidup yang berdampak adalah yang mencerminkan karakter Kristus melalui kehidupannya.
Jadi, Mau Pilih yang Mana?
Satu pertanyaan untuk para generasi muda: Apakah kalian memilih hanya ingin sekadar follower atau pemberi pengaruh?
Mengikuti trend itu mudah, tapi berdiri teguh sebagai pembawa terang dan pengaruh positif, membutuhkan keberanian dan komitmen.
Hari ini, Anda bisa memberikan dampak mulai dari hal kecil. Misalnya dari cara berbicara, berpakaian, bersosial media, sampai bagaimana kamu memperlakukan orang lain.
Ingat, kita ini dipanggil bukan untuk menjadi serupa dengan dunia, tapi menjadi terang dan garam karena Kristus yang hidup di dalam kita.
Sumber : Jawaban.com