"Seorang gembala sejati tak pernah berhenti mencintai kawanannya, bahkan hingga napas terakhir."
Kabar duka menyelimuti Gereja Katolik dan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) pada pagi hari 4 April 2025. Mgr. Petrus Turang, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang, telah berpulang ke rumah Bapa pada pukul 06.20 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, setelah menjalani perawatan intensif. Kepergiannya bukan hanya kehilangan bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh masyarakat yang mengenalnya sebagai sosok pemimpin yang rendah hati, penuh kasih, dan berdedikasi tinggi.
BACA JUGA: Perjalanan pelayanan Ps. Niko Njotorahardjo Sejak tahun 1985
Sosok yang Dikasihi Umat dan Dihormati Bangsa
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, turut menyampaikan penghormatan terakhir dengan melayat ke Gereja Katedral Jakarta pada 4 April 2025. Kedatangan beliau sekitar pukul 15.38 WIB menjadi bukti betapa besar pengaruh dan kontribusi Mgr. Turang bagi bangsa, bukan hanya sebagai pemimpin gerejawi, tetapi juga sebagai pejuang kemanusiaan.
Jenazah beliau kemudian dibawa ke Kupang pada 5 April 2025 dan disambut dengan misa requiem yang dihadiri ribuan umat. Dua misa dipimpin oleh Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, dan Uskup Manokwari, Mgr. Hilarion Datus Lega, menjadi saksi betapa dalamnya cinta umat terhadap gembala mereka.
Jejak Pelayanan yang Tak Terlupakan
Mgr. Petrus Turang lahir pada 23 Februari 1947 dan menghabiskan hidupnya untuk melayani. Sebelum menjadi uskup pada 1997, beliau aktif dalam pemberdayaan sosial ekonomi sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi KWI. Ia berkeliling Indonesia, mendorong kemandirian masyarakat dengan semangat yang tak kenal lelah.
Sebagai uskup, semboyan hidupnya mencerminkan teladan Yesus, "Berkeliling sambil berbuat baik." Ia dikenal sebagai pemimpin yang lembut, namun tegas dalam kebenaran. Tak hanya berkhotbah, ia turun langsung membina umat, mendengarkan keluh kesah mereka, dan menginisiasi program-program sosial yang memberdayakan.
BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Ps. Josia Abdisaputera dan Pelayanannya di Indonesia
Warisan yang Abadi
Hingga akhir hayatnya, Mgr. Turang tetap setia pada panggilannya. Kesehatan yang menurun tidak menghentikannya untuk memikirkan tugas pastoral dan kesejahteraan umat. Dedikasinya menginspirasi banyak orang, baik di dalam Gereja maupun di luar.
Kini, ia telah pergi, tetapi semangat pelayanannya tetap hidup. Bagi yang pernah merasakan sentuhan kasihnya, Mgr. Petrus Turang bukan hanya seorang uskup, ia adalah bapa, sahabat, dan teladan sejati.
"Selamat jalan, Gembala Baik. Umatmu takkan melupakan warisan cinta yang kau tinggalkan."
Sumber : Berbagai sumber | Jawaban.com