Pernahkah Anda menonton drama Korea yang membuat Anda merenung tentang arti cinta dan komitmen?
Drama "When Life Gives You Tangerines" bukan sekadar kisah romantis biasa. Ini adalah cerita tentang perjuangan, kesetiaan, dan bagaimana dua insan saling menguatkan dalam menghadapi lika-liku kehidupan.
Kisah Ae-soon (IU) dan Gwan-sik (Park Bo-gum), yang berlatar belakang Pulau Jeju di tahun 1950-an, mengajarkan kita bahwa pernikahan yang bahagia bukanlah tentang kesempurnaan, tetapi tentang bagaimana kita menghadapi ketidaksempurnaan bersama-sama.
Nah, apa saja sih pelajaran berharga tentang pernikahan yang bisa kita petik dari drama ini? Mari kita bahas satu per satu!
1. Kesetiaan dan Keteguhan
Gwan-sik, sang tokoh pria, digambarkan sebagai sosok yang setia dan teguh pendirian. Meskipun hidupnya penuh dengan tantangan, ia tetap berpegang pada prinsipnya untuk selalu berada di sisi Ae-soon.
Dalam pernikahan, kesetiaan adalah pondasi yang tak tergantikan. Ketika badai kehidupan datang, pasangan yang setia akan saling menguatkan, bukan saling meninggalkan. Kesetiaan bukan hanya tentang tidak berselingkuh, tetapi juga tentang tetap hadir dalam suka dan duka.
BACA JUGA: Bagaimana Menghadapi Istri yang Tegas & Berprinsip Seperti Hong Hae In di Queen of Tears?
2. Komunikasi Terbuka
Ae-soon, sang tokoh wanita, adalah sosok yang blak-blakan dan tidak ragu mengungkapkan perasaannya. Sikapnya ini mengajarkan kita betapa pentingnya komunikasi terbuka dalam pernikahan.
Tanpa komunikasi yang jujur, masalah kecil bisa menjadi bom waktu yang suatu hari akan meledak. Dengan berbicara terbuka, pasangan bisa saling memahami, menghindari kesalahpahaman, dan membangun kepercayaan.
3. Kerja Keras dan Dukungan
Baik Ae-soon maupun Gwan-sik adalah sosok pekerja keras. Ae-soon berjuang untuk menjadi penyair meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, sementara Gwan-sik bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi orang yang dicintainya.
Dalam pernikahan, kerja keras dan saling mendukung adalah kunci untuk mencapai impian bersama. Ketika satu pihak merasa lelah, pasanganlah yang akan menjadi penyemangat. Bersama-sama, pasangan bisa meraih apa pun yang mereka impikan.
Sumber : Jawaban.com