"Balas dendam atau keadilan?"
Dunia digital menawarkan kebebasan berbicara yang tak terbatas. Dengan sekali klik, kita bisa membagikan perasaan, pengalaman, bahkan luka hati kepada ribuan orang. Namun, apakah mengumbar perselingkuhan pasangan di media sosial adalah tindakan yang bijak? Apakah itu membawa kelegaan atau justru memperburuk keadaan?
1. Luka yang Ingin Didengar, Tapi Tidak Selalu Dimengerti
Ketika dikhianati, rasa marah dan kecewa adalah hal yang wajar. Banyak orang merasa membagikan kisah mereka di media sosial dapat menjadi cara untuk mendapatkan dukungan dan keadilan. Namun, perlu diingat bahwa media sosial bukanlah pengadilan yang adil. Komentar yang bermunculan bisa semakin memperkeruh perasaan, bahkan mempermalukan diri sendiri di kemudian hari.
2. Memperburuk Luka, Bukan Menyembuhkannya
Mengumbar perselingkuhan di media sosial sering kali justru membuat luka semakin dalam. Alih-alih mendapat solusi, yang terjadi adalah perdebatan, stigma, dan bahkan cibiran dari orang-orang yang mungkin tidak benar-benar memahami situasi kita. Tidak semua orang akan berpihak kepada korban, dan hal ini dapat semakin menyakitkan.
3. Menjaga Hati dan Kebijaksanaan
Sebagai orang percaya, kita diajarkan untuk bersikap bijaksana dalam menghadapi konflik. Amsal 29:11 berkata, "Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya." Dalam momen penuh emosi, sebaiknya kita mengambil waktu untuk tenang dan mencari hikmat Tuhan dalam bertindak.
Sumber : Jawaban.com