Data menunjukkan bahwa banyak anak muda saat ini mulai menjauh dari iman atau menjadi agnostik. Survei yang dilakukan oleh Stephen Bullivant dalam laporan 'European Young Adults and Religion' di 12 negara Eropa terhadap individu berusia 16 hingga 29 tahun mengungkapkan bahwa mayoritas dari mereka mengaku tidak menganut agama tertentu.
Di Republik Ceko, misalnya, 91% responden menyatakan tidak beragama. Kecenderungan serupa juga terlihat di Estonia, Swedia, dan Belanda, dengan angka berkisar antara 70% hingga 80%. Survei IPSOS Global Religion Tahun 2023, terhadap 19.731 orang dari 26 negara di dunia menunjukkan 29% menyatakan bahwa mereka agnostik dan atheis. Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya.
Di Indonesia, 75% responden milenial masih percaya pada hal-hal rohani (Survei Barna & World Vision). Dilain pihak survei Bilangan Research Center (2022) menunjukkan bahwa 52% anak muda merasa program gereja tidak menarik, atau tidak relevan. Anak-anak muda ini berpotensi meninggalkan gereja dan bahkan kehilangan iman mereka.
Fenomena ini menyoroti pentingnya peran keluarga dalam memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai iman kepada anak sejak dini. Alkitab menegaskan hal ini dalam Amsal 22:6 (TB), "Didiklah anak dalam jalan yang harus ditempuhnya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu."
Sebagai orang tua, Anda memiliki peran istimewa dalam menanamkan iman kepada anak-anak Anda. Membantu mereka mengenal Tuhan bukan sekadar kewajiban atau kebiasaan, tetapi sebuah perjalanan bersama yang akan memperkaya kehidupan mereka dan mempererat hubungan keluarga.
1. Bangun Mezbah Keluarga: Luangkan waktu setiap hari untuk berkumpul bersama keluarga, berbagi, berdoa, dan membahas firman Tuhan. Kebiasaan ini membantu anak-anak mengenal dan merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Berdoa Bersama: Ajarkan anak untuk berdoa sebelum makan atau sebelum tidur. Kebiasaan ini menanamkan rasa syukur dan kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan mereka.
3. Berikan Teladan yang Baik: Tunjukkan melalui tindakan sehari-hari bagaimana menerapkan nilai-nilai iman. Anak-anak cenderung meniru perilaku orangtua mereka, sehingga menjadi teladan yang baik sangat penting dalam pembentukan karakter mereka.
4. Bangun Komunikasi Terbuka: Dorong anak untuk bertanya tentang iman dan kehidupan rohani. Berikan penjelasan yang sesuai dengan usia mereka dan dengarkan dengan penuh perhatian.
5. Beri Penguatan Positif: Rayakan pencapaian anak dalam pertumbuhan iman mereka, seperti memahami ayat Alkitab atau membuat keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai iman. Penguatan positif ini mendorong mereka untuk terus berkembang dalam iman.
Tren global menunjukkan adanya pergeseran dalam cara generasi muda memandang dan mempraktikkan iman mereka. Oleh karena itu, peran keluarga dalam menanamkan nilai-nilai iman sejak dini menjadi semakin penting untuk memastikan bahwa anak-anak tetap memiliki dasar iman yang kuat.
Apakah Anda menghadapi pergumulan dalam membimbing dan mengasuh anak Anda?
The Parenting Project hadir untuk membantu kita dalam perjalanan ini dengan menghadirkan 11 modul pembelajaran yang dirancang untuk membantu orangtua memahami peran mereka dalam mendidik anak sesuai prinsip Alkitab. Mengadakan The Parenting Project di gereja Anda adalah langkah penting untuk membangun keluarga yang kuat dalam Tuhan. Ajak orangtua lainnya untuk bergabung dalam perubahan positif ini. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: www.theparentingproject.id .
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti