Coba renungkan, apa yang menjadi dasar iman Anda? Seperti Ishak yang kembali ke sumur-sumur Abraham, kita juga perlu kembali kepada dasar iman kita — Alkitab, doa, dan hubungan dengan Tuhan. Di tengah kesibukan dan distraksi dunia modern, penting untuk menyegarkan kembali hubungan kita dengan Tuhan.
Ketika Ishak menggali kembali sumur-sumur itu, dia menghadapi konflik dengan orang-orang Filistin. Tetapi dia tidak menyerah. Dalam hidup kita, mungkin ada hal-hal yang menghalangi kita untuk mendekat kepada Tuhan, seperti rasa malas, masalah hidup, atau godaan. Jangan biarkan hal itu menghentikan Anda. Tetaplah menggali!
Setelah sumur-sumur itu ditemukan kembali, Ishak memeliharanya agar terus menjadi sumber kehidupan bagi keluarganya. Begitu juga dengan kita. Jangan hanya puas dengan menemukan Tuhan, tetapi rawatlah hubungan itu setiap hari. Melalui doa, firman, dan persekutuan dengan sesama, kita bisa menjaga agar sumber air hidup itu terus mengalir dalam hidup kita.
Di zaman sekarang, “sumur-sumur Abraham” dapat berarti nilai-nilai iman yang diwariskan kepada kita ataupun gaya hidup yang sesuai dengan firman Tuhan, sesuatu yang bernilai kekal.
Namun, dunia modern sering mencoba menutup sumur-sumur ini dengan nilai-nilai yang salah, seperti fokus pada materialisme atau egoisme. Kita harus berani seperti Ishak — menggali kembali nilai-nilai Kerajaan Allah dan kembali menerapkannya dalam kehidupan kita.
Yesus berkata dalam Yohanes 4:14, “Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.” Dengan kata lain, jika kita terus mencari Tuhan, Dia akan memberikan kepuasan yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti