Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa banyak remaja dan dewasa muda mulai menjauh dari gereja? Fenomena ini bukanlah hal baru.
Menurut studi yang dilakukan oleh Barna Research Group, sekitar tujuh dari sepuluh orang dewasa Amerika (71%) memiliki periode dalam masa kecil mereka ketika mereka rutin menghadiri gereja.
Menariknya, kebiasaan yang dibentuk sejak kecil ini terbukti sulit diubah: mayoritas dari mereka yang aktif di gereja saat kecil tetap menghadiri gereja secara teratur hingga dewasa (61%), sementara sebagian besar yang tidak terlibat gereja saat kecil masih tidak hadir di gereja hingga dewasa (78%).
Data ini menunjukkan betapa pentingnya peran gereja dan orangtua dalam membentuk fondasi iman anak-anak. Jika anak-anak belajar tentang iman sejak kecil dan rutin terlibat dalam kegiatan gereja, mereka memiliki peluang yang lebih besar untuk tetap setia dalam iman mereka hingga dewasa.
Namun, seiring berjalannya waktu, keaktifan di gereja memang mengalami penurunan yang tajam, terutama di kalangan orang dewasa muda yang tidak aktif di gereja semasa kecil.
Di antara orang dewasa berusia 55 tahun ke atas yang aktif di gereja saat kecil, dua pertiga dari mereka masih hadir di gereja (68%). Sebaliknya, hanya setengah dari orang dewasa di bawah usia 35 tahun yang pernah terlibat gereja saat kecil yang tetap aktif di gereja (53%).
Anak-anak belajar banyak melalui observasi dan peniruan. Teori Belajar Sosial menjelaskan bahwa individu belajar dari lingkungan mereka melalui pengamatan, peniruan, dan pemodelan.
Dalam konteks gereja, anak-anak yang melihat orang dewasa aktif dalam kegiatan gereja cenderung meniru perilaku tersebut. Misalnya, jika mereka melihat orangtua mereka terlibat dalam pelayanan atau kegiatan gereja lainnya, mereka akan lebih termotivasi untuk ikut serta.
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti