Belakangan ini, istilah doom spending mulai ramai diperbincangkan, terutama di kalangan generasi muda seperti Gen Z dan milenial.
Istilah doom spending mengacu pada kebiasaan menghabiskan uang dengan berlebihan, sering kali untuk memenuhi keinginan sesaat, yang dipicu oleh rasa cemas atau stres tentang masa depan yang tak pasti.
Banyak orang yang merasa kalau hidup di masa sekarang lebih penting daripada memikirkan apa yang akan datang nanti, dan akhirnya memilih untuk menikmati hidup di masa sekarang tanpa mempersiapkan masa mendatang.
Tapi, tahukah Anda bahwa dalam pandangan Kristen, perilaku seperti ini bisa jadi mengabaikan tanggung jawab kita sebagai penatalayan yang bijak atas apa yang Tuhan percayakan?
Doom Spending pada Gen Z
Fenomena doom spending sangat mencolok di kalangan Gen Z. Menurut Intuit Prosperity Index Study pada Januari 2023, sebanyak 73% Gen Z lebih memilih untuk fokus hidup di masa sekarang ketimbang memikirkan masa depan finansial mereka.
Hal ini semakin diperparah dengan inflasi yang tinggi, yang menurut survei Bank of America, membuat 53% Gen Z merasa kesulitan untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
Banyak dari mereka merasa bahwa tujuan keuangan mereka tidak akan pernah tercapai, sehingga mereka memilih untuk hidup saat ini, meskipun dengan menghabiskan uang tanpa pertimbangan jangka panjang.
Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk hidup dengan ucapan syukur dan kebijaksanaan. Mengatur keuangan dengan baik dan membuat anggaran yang jelas bisa jadi langkah pertama untuk menghindari doom spending.
Alkitab mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan tidak terjebak dalam hasrat duniawi, "Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu" (Ibrani 13:5). Dengan mengenali perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, kita bisa lebih bijak dalam mengelola pengeluaran.
Setiap keputusan keuangan yang kita buat harus dipertimbangkan dengan hati-hati, mengingat bahwa kita adalah penatalayan atas berkat yang Tuhan percayakan.
Kendati demikian, kita tetap bisa menikmati hidup dan berkat yang Tuhan berikan, karena Tuhan juga memberi karunia untuk kita menikmati hidup ini.
Namun, kita perlu tetap bijak dan bertanggung jawab dalam mengelola berkat-Nya, agar hidup kita tidak terjerat dalam pengeluaran yang merugikan dan mengabaikan perencanaan untuk masa depan.
Pengelolaan keuangan bukan hanya soal menjaga kestabilan finansial, tetapi juga soal bagaimana kita bisa memuliakan Tuhan dengan cara kita mengelola apa yang Dia percayakan.
Sumber : Berbagai Sumber