Di era media sosial saat ini, kita bisa melihat berbagai masalah di belahan dunia hanya dalam hitungan detik melalui smartphone. Mulai dari peristiwa dalam negeri hingga konflik dan peperangan di berbagai negara, semua informasi tersebut menyebar luas dan cepat.
Tak heran jika semakin banyak orang dari berbagai latar belakang tergerak untuk menunjukkan solidaritasnya, baik dengan berbagi, membantu, hingga berdonasi.
Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan bisa muncul di tengah kesulitan, sebuah pengingat bahwa kita masih bisa bersatu meski di tengah tantangan.
Namun, tahukah Anda bahwa nilai-nilai solidaritas dan kedermawanan ini sesungguhnya telah terbentuk sejak ribuan tahun lalu?
BACA JUGA: Di Balik Konflik Israel dan Iran: Sejarah Iran Kuno Membebaskan Bangsa Israel
Alkitab sendiri mencatat berbagai kisah tentang kemurahan hati yang hingga kini tetap relevan untuk kita ikuti. Mari kita bahas kisah-kisah inspiratif tersebut!
TABITA (Kis. 9: 36-42)
Kisah Tabita Tabita, juga dikenal sebagai Dorkas, adalah seorang wanita di Kota Yope yang dikenal karena kebaikan dan perbuatan baiknya, khususnya kepada orang miskin.
Dia membuat pakaian dan membantu orang-orang yang membutuhkan di sekitarnya. Namun, Tabita jatuh sakit dan meninggal, yang menyebabkan kesedihan mendalam di antara para janda dan orang-orang yang pernah dia bantu.
Mereka bahkan menunjukkan kepada Rasul Petrus pakaian-pakaian yang dibuat Tabita sebagai bukti kasih sayang dan kemurahan hatinya. Petrus pun datang, berdoa, dan berkata, "Tabita, bangunlah."
Tabita pun membuka matanya dan hidup kembali.
Kabar mukjizat ini menyebar di Yope dan membuat banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Kisah ini mengajarkan kita bahwa kebaikan dan kemurahan hati dapat membawa dampak besar, bahkan setelah seseorang tiada.
BACA JUGA: Fakta Alkitab: Bangsa Israel dan Operasi Rahasia dalam Sejarah yang Ditulis Alkitab
NABAL dan ABIGAIL (1 Sam. 25: 2-42)
Nabal adalah seorang pria kaya, namun keras hati. Istrinya, Abigail, adalah seorang wanita bijaksana. Saat Daud meminta bantuan makanan dari Nabal setelah melindungi ternaknya dari perampok, Nabal menolak dengan kasar.
Penolakan ini membuat Daud marah dan berencana menyerang rumah Nabal. Abigail, yang mengetahui hal ini, segera bertindak bijak. Ia membawa makanan dan persembahan kepada Daud serta memohon ampun atas perlakuan suaminya, sehingga berhasil mencegah pertumpahan darah.
Daud memuji kebijaksanaan Abigail yang menyelamatkan rumahnya dari kehancuran. Tak lama kemudian, Nabal meninggal, dan Daud akhirnya menikahi Abigail.
BARNABAS (Kis. 4: 36-37)
Barnabas, yang berarti "anak penghiburan," adalah anggota gereja mula-mula yang dikenal karena kemurahan hatinya. Barnabas menjual tanahnya dan memberikan hasilnya kepada para rasul untuk mendukung jemaat yang membutuhkan.
Tindakan Barnabas tidak hanya memberikan dukungan materil, tetapi juga menginspirasi jemaat lain untuk memberi dengan sukacita. Hal ini memperkuat solidaritas di antara orang percaya dan memperkokoh fondasi gereja mula-mula
EZRA dan RESTORASI BAIT ALLAH (Ezr. 1: 1-9)
Setelah kerajaan Babel menguasai Yehuda dan menghancurkan Bait Allah di Yerusalem, Raja Kores dari Persia mengeluarkan dekret yang mengizinkan orang Yahudi untuk kembali ke tanah mereka dan membangun kembali rumah Tuhan.
Raja Kores juga mengajak orang-orang di sekitarnya untuk menyumbangkan emas, perak, dan barang berharga lainnya untuk mendukung pembangunan Bait Allah tersebut.
BACA JUGA: Ditemukan Bukti Yerusalem adalah Kota Besar Pada Masa Pemerintahan Daud dan Salomo
Banyak orang Yahudi yang merespons dengan sukacita, dan bahkan mereka yang tidak bisa pergi turut menyumbang. Sumbangan-sumbangan ini memulai proses pembangunan kembali Bait Allah, yang menjadi simbol penting bagi bangsa Israel.
Sebagaimana kita melihat dari kisah-kisah Alkitab di atas, kedermawanan dan kerelaan hati telah membawa perubahan besar, baik bagi penerima maupun pemberi.
Dari Tabita yang penuh kasih, hingga Barnabas yang menginspirasi jemaat mula-mula, kita belajar bahwa setiap kontribusi dapat menjadi berkat yang luar biasa.
Rasul Paulus mengingatkan kita dalam 2 Korintus 9:7, “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, karena Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”
Marilah kita belajar untuk memberi dengan motivasi yang benar, yaitu karena rasa syukur kita kepada Tuhan.
Demikian juga dalam pelayanan CBN, dukungan Anda dapat terus menjangkau lebih banyak orang melalui konten inspiratif dan pelayanan doa.
Jika Anda merasa tergerak untuk berkontribusi dalam pelayanan ini, mari menjadi bagian dari gerakan kasih ini. Saksikan bagaimana Tuhan memakai kedermawanan Anda untuk berdampak bagi sesama sebagai mitra CBN. Klik tombol di bawah untuk daftar:
Video Kisah-Kisah Kedermawanan yang Dicatat Alkitab, Jadi Sejarah Pembangunan Bait Allah
Sumber : YouTube Jawaban Channel