Thanksgiving, hari syukur yang dirayakan setiap Kamis keempat bulan November, menjadi salah satu tradisi terbesar di Amerika Serikat.
Di balik meja makan yang penuh hidangan khas seperti kalkun, kentang tumbuk, dan pai labu, Thanksgiving memiliki sejarah panjang yang dimulai dari para Pilgrims—peziarah pertama dari Inggris yang menetap di Amerika pada abad ke-17.
Awal Mula Thanksgiving
Kisah Thanksgiving dimulai pada September 1620, ketika sebuah kapal kecil bernama Mayflower berlayar dari Plymouth, Inggris.
Kapal ini mengangkut 102 penumpang yang terdiri dari sekelompok separatis religius dan para petualang yang berharap menemukan kehidupan baru di Dunia Baru.
Setelah menempuh perjalanan laut selama 66 hari, mereka tiba di ujung Cape Cod, yang ternyata jauh dari tujuan awal mereka di Sungai Hudson.
Setelah beberapa minggu tinggal di kapal, para Pilgrims akhirnya menetap di Teluk Massachusetts dan membangun desa baru di Plymouth.
Namun, kehidupan di tanah baru bukanlah hal yang mudah. Banyak di antara mereka yang jatuh sakit dan meninggal dunia akibat cuaca dan kondisi lingkungan yang keras.
Pertemuan dengan Penduduk Asli Amerika
Situasi para Pilgrims berubah ketika mereka bertemu dengan Squanto, seorang penduduk asli dari suku Pawtuxet yang pernah tinggal di Eropa dan menguasai bahasa Inggris.
Squanto menjadi sosok yang sangat membantu. Ia mengajarkan para Pilgrims cara menanam jagung, mengekstrak getah dari pohon maple, menangkap ikan, dan mengenali tanaman beracun di sekitar mereka.
Selain itu, Squanto juga menjadi perantara penting antara para Pilgrims dan suku Wampanoag. Dengan bantuannya, Pilgrims berhasil menjalin hubungan persahabatan dengan suku tersebut, sebuah aliansi yang bertahan lebih dari 50 tahun dan menjadi salah satu contoh perdamaian antara kolonial dan penduduk asli di Amerika Utara.
Thanksgiving Pertama: Panen Berhasil dan Pesta Tiga Hari
Pada November 1621, setelah panen pertama mereka sukses, Gubernur William Bradford mengadakan pesta syukur dan mengundang kepala suku Wampanoag, Massasoit, serta kelompoknya. Perayaan ini berlangsung selama tiga hari dan sering dikenang sebagai "Thanksgiving pertama" di Amerika.
Meski tidak ada catatan rinci tentang menu yang disajikan, para sejarawan percaya bahwa hidangan tersebut melibatkan hasil bumi setempat dan daging, yang dimasak dengan cara tradisional penduduk asli.
Namun, beberapa sejarawan juga berpendapat bahwa perayaan Thanksgiving pertama mungkin terjadi di Florida pada 1565, ketika para pemukim Spanyol di St. Augustine berbagi makanan dengan penduduk asli Timucuan.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa budaya syukur sudah lama menjadi bagian dari peradaban di Amerika.
Thanksgiving Sebagai Hari Libur Nasional di Amerika
Thanksgiving mulai menjadi tradisi tahunan di Amerika setelah George Washington menyatakan Thanksgiving sebagai hari syukur nasional untuk memperingati kemenangan atas Inggris dalam Perang Revolusi.
Kemudian, pada tahun 1863, Presiden Abraham Lincoln menetapkan Kamis terakhir di bulan November sebagai hari libur nasional Thanksgiving.
Sejak itu, Thanksgiving menjadi tradisi besar di Amerika, ditandai dengan kumpul keluarga, parade, dan doa bersama.
Thanksgiving Masa Kini Sebagai Simbol Persatuan dan Ungkapan Syukur
Saat ini, Thanksgiving lebih dari sekadar perayaan panen belaka. Thanksgiving telah menjadi simbol persatuan dan rasa syukur bagi masyarakat Amerika.
Banyak keluarga berkumpul di untuk menyantap menu khas thanksgiving, berbagi kisah, dan mengingat hal-hal yang patut disyukuri sepanjang tahun.
Meskipun perayaan ini berasal dari budaya Amerika, nilai-nilai di balik Thanksgiving seperti kebersamaan dan rasa syukur, menjadi inspirasi yang dapat dinikmati siapa saja di seluruh dunia.
Sumber : Berbagai Sumber