Komunitas LGBT di seluruh dunia tengah menghadapi krisis mental yang signifikan. Berdasarkan survei dari Trevor Project di AS pada tahun 2023, 41% dari kaum muda LGBT, usia 13-24 tahun, mempertimbangkan untuk bunuh diri dalam satu tahun terakhir. Penelitian ini menggambarkan beban berat yang dialami oleh kaum LGBT, terutama kaum muda, akibat tekanan mental dan emosi yang kompleks.
Fakta menunjukkan bahwa risiko bunuh diri di kalangan LGBT jauh lebih tinggi dibandingkan komunitas heteroseksual. Menurut National LGBT Health Education Center, kelompok ini menghadapi ancaman kesehatan mental yang kian mengkhawatirkan, dengan angka bunuh diri tertinggi di kalangan remaja dan dewasa muda. Situasi ini diperparah oleh stigma sosial yang membuat mereka merasa kesepian, terisolasi, dan tertekan.
Dari perspektif spiritual, banyak yang menyoroti bahwa kondisi ini bisa terkait dengan konflik batin yang dalam. Dr. Agung Frianto, ahli kejiwaan dari Indonesia, menekankan pentingnya pemahaman spiritual terkait identitas. Beliau menyebut bahwa konflik jiwa yang dialami oleh kaum LGBT dapat memicu kecemasan yang mendalam dan, pada akhirnya, pikiran untuk bunuh diri. Ketidakseimbangan emosional dan tekanan hidup bisa membuat mereka semakin rentan terhadap depresi.
Untuk menggali lebih jauh tentang fenomena ini dan kaitannya dengan pandangan spiritual, kami mengundang Anda untuk menonton diskusi inspiratif di bawah ini bersama Pastor Debora Kristanto. Beliau akan membahas lebih lanjut mengenai dampak yang dialami komunitas LGBT dan mengapa penting untuk memahami kondisi batin ini dari perspektif yang lebih dalam.
Ayo saksikan video lengkapnya di bawah ini dan jangan lupa untuk like, comment, dan subscribe!
Sumber : Cahaya Bagi Negeri Youtube