Upaya PGI Memberi Kesetaraan dan Kemanusiaan bagi Penyandang Disabilitas Melayani Gereja
Sumber: PGI

News / 18 June 2024

Kalangan Sendiri

Upaya PGI Memberi Kesetaraan dan Kemanusiaan bagi Penyandang Disabilitas Melayani Gereja

Claudia Jessica Official Writer
2130

Pengarusutamaan isu disabilitas dalam pelayanan gereja masih menjadi impian yang belum sepenuhnya terwujud. Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Pdt. Gomar Gultom, menyampaikan bahwa banyak saudara kita penyandang disabilitas masih mengalami kesulitan mengakses pelayanan gereja karena kurangnya kesadaran untuk membuka akses yang luas bagi mereka.

Pada Pembukaan Konsultasi Nasional (Konas) I Gereja dan Disabilitas yang diselenggarakan di Jogjakarta pada 12 Juni 2024, Pdt. Gomar menyatakan bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa penyandang disabilitas mendapatkan hak yang sama dalam pelayanan gereja.

Konas pertama ini dihadiri oleh sekitar 70 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia, dengan tujuan mengkonsolidasi para pemangku kepentingan baik dari pemerintah maupun non-pemerintah untuk membangun gereja dan masyarakat yang inklusif.

Lebih dari satu dekade, PGI telah berupaya mengarusutamakan isu disabilitas dalam pelayanan gereja.

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang mengamanatkan hak pelayanan publik tanpa diskriminasi, masih banyak diskriminasi yang terjadi.

"Namun, diskriminasi dan stigma terhadap penyandang disabilitas masih marak terjadi," ucap Pdt Gomar.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran dan upaya bersama untuk mengatasi masalah ini.

Konas kali ini mengangkat tema "Membangun Persekutuan yang Inklusi dan Melayani Bersama sebagai Kawan Sekerja Allah."

Tema ini menekankan perubahan paradigma dalam memandang penyandang disabilitas sebagai subjek, bukan objek, dalam agenda pastoral gereja.

Sebagai kawan sekerja Allah, gereja diharapkan dapat memfasilitasi dan melibatkan penyandang disabilitas dalam setiap aspek pelayanan seperti yang dikatakan oleh Paulus dalam 1 Korintus 3:9.

"Meskipun penyandang disabilitas mungkin memiliki keterbatasan dalam beberapa aspek, hal ini tidak seharusnya menjadi penghalang bagi gereja untuk melibatkan mereka dalam pelayanan," pungkasnya.

Menurut Pdt. Gomar, jika gereja tidak menyediakan akses yang memadai, dampaknya akan negatif, tidak hanya bagi penyandang disabilitas tetapi juga bagi hubungan sosial secara keseluruhan. Mereka berisiko terisolasi dari interaksi sosial dan dikucilkan dari komunitas.

"Kristus selalu menunjukkan solidaritas dan keberpihakan kepada mereka yang lemah. Jika kita mengabaikan penyandang disabilitas, ini merupakan malapetaka kemanusiaan. Mereka tetap manusia utuh yang membutuhkan interaksi dan hubungan kemanusiaan yang wajar," tuturnya.

Pdt. Gomar menambahkan bahwa situasi ini membutuhkan peningkatan kesadaran kolektif melalui kampanye dan berbagai bentuk literasi.

Dia menyatakan bahwa salah satu tujuan dari Konas ini adalah agar gereja dapat menjadi tempat perlindungan bagi semua, terutama penyandang disabilitas.

"Gereja harus meneladani Yesus Kristus yang tidak menolak mereka yang buta, tuli, pincang, atau mengalami berbagai cacat dan penyakit. Sebaliknya, Yesus merangkul mereka dengan kasih," ujarnya.

Mengutip dari variasi Matius 25, Pdt. Gomar menambahkan bahwa kita mendengar Sang Anak Manusia berkata: "Ketika Aku tidak berdaya karena menyandang disabilitas, kamu meneguhkan Aku."

"Saya berharap, melalui Konas ini, kita dapat bertukar pikiran dan membangun komitmen bersama untuk kemanusiaan dan kesetaraan," ucapnya.

Dalam pelaksanaan Konas yang diadakan di Yogyakarta ini, PGI bekerja sama dengan Yayasan Kesehatan Umum untuk Masyarakat (Yakkum), Komisi Nasional Disabilitas (KND), dan Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak (FK-PKB) PGI, serta panitia lokal.

Pdt. Jimmy Sormin, Sekretaris Eksekutif Bidang KKC PGI, yang juga menjadi Koordinator Pelaksanaan Konsultasi Nasional ini, menyatakan bahwa program ini telah menjadi prioritas menjelang Sidang Raya PGI di Toraja.

"Harapannya dengan Konas Gereja dan Disabilitas, gereja-gereja di Indonesia semakin serius dalam mengembangkan pelayanan yang inklusi, menempatkan sesama dengan disabilitas sebagai subyek dan kawan sekerja Allah," tutupnya.

Sumber : PGI
Halaman :
1

Ikuti Kami