Israel menuai kecaman usai serangannya ke Rafah, Gaza, pada Minggu (26/5/2024). Pasalnya serangan tersebut menargetkan kamp tenda warga Palestina yang terlantar di Rafah. Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan untuk membunuh pejabat senior Hamas di Rafah.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyuarakan kemarahannya pada Senin (27/5/2024) atas serangan tersebut.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas melaporkan bahwa serangan Israel tersebut menewaskan sedikitnya 45 orang.
BACA JUGA: Israel Tegaskan Mereka Tak Berniat Kuasai Palestina, Hanya Ingin Menumpas Hamas
Serangan ini juga memicu kebakaran yang membakar para pengungsi hidup-hidup di tenda-tenda mereka, dengan banyak korban adalah perempuan dan anak-anak.
Pasukan militer Israel mengklaim bahwa dua pejabat senior Hamas tewas dalam serangan di Rafah, bagian selatan Jalur Gaza, pada Minggu (26/5).
Militer menyatakan bahwa dua pejabat Hamas tersebut tewas akibat "serangan udara presisi."
Menurut laporan dari Al Jazeera, militer Zionis menyebut salah satu pejabat yang tewas adalah kepala staf Hamas di Tepi Barat, Yassin Rabia. Klaim ini dilontarkan Israel setelah serangan yang menewaskan 40 orang di kompleks pengungsian di Rafah pada hari yang sama.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al Qidra, mengatakan bahwa korban tewas dan luka akibat serangan Israel ke permukiman Tal As-Sultan sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Banyak warga Palestina yang mengungsi di sana karena Israel mengklaim kawasan tersebut sebagai wilayah aman, selain lokasinya yang berada di dekat pusat logistik UNRWA.
VIDEO NEWS : ARAB KRISTEN YANG MENJADI KORBAN DALAM KONFLIK DI GAZA
Serangan ini menewaskan puluhan orang karena area pengungsian tersebut dipenuhi oleh tenda-tenda yang terbuat dari plastik dan kain, yang mudah terbakar.
Dibutuhkan waktu berjam-jam bagi pasukan pertahanan sipil untuk memadamkan api yang menjalar akibat serangan udara Israel.
Perang antara Israel dan Hamas masih terus berlanjut meskipun ada keputusan dari Mahkamah Internasional minggu lalu yang memerintahkan Israel untuk berhenti.
Untuk pertama kalinya dalam empat bulan, Hamas menembakkan roket ke Tel Aviv dan kota-kota lain di Israel tengah pada hari Minggu.
Serangan ini menyebabkan jutaan orang berlindung di tempat perlindungan bom.
Hamas meluncurkan roket-roket tersebut dari tempat persembunyian terakhirnya di Rafah, di mana Israel sedang berusaha mengalahkan benteng terakhir kelompok tersebut.
Militer Israel berencana melanjutkan operasinya di Gaza, termasuk di Rafah, dengan klaim bahwa mereka bertindak sesuai dengan keputusan Mahkamah Internasional minggu lalu.
Perang Israel Hamas kian memanas, marilah kita berdoa agar terjadi perdamaian dan perang segera selesai.
Sumber : CBN Internasional