Imam Besar, Berperan dalam Dunia Rohani, Sosial, hingga Politik

Fakta Alkitab / 25 January 2024

Kalangan Sendiri

Imam Besar, Berperan dalam Dunia Rohani, Sosial, hingga Politik

Puji Astuti Official Writer
1953

Apakah Anda mengetahui bahwa Imam Besar dalam kehidupan bangsa Israel tidak hanya berperan dalam urusan rohani mereka? Ya, pengaruh dan peran Imam Besar ternyata cukup luas dan bahkan bisa mempengaruhi dunia pemerintahan bangsa Israel. Mengapa demikian? 

Mari kita ikuti pembahasan Fakta Alkitab kali ini. 

Sejarah tentang Imam Besar Bangsa Israel 

Dalam agama Yahudi, Imam Besar disebut Kohen Gadol, dan dalam bahasa Aram adalah Kahana Rabba. Mereka bertugas memimpin para imam yang melayani di Kemah Suci atau Bait Suci. 

Menurut Alkitab, mereka yang bisa menjadi seorang imam atau Imam Besar telah ditentukan, yaitu mereka yang berasal dari keturunan Harun atau suku Lewi. Salah satu tanggung jawab utama seorang Imam Besar adalah memasuki Tempat Kudus yang Paling Suci pada Hari Raya Yom Kippur atau Hari Penebusan, yang merupakan hari yang paling suci bagi seluruh umat Yahudi. 

Pada Hari Penebusan, Imam Besar mewakili umat Israel untuk memasuki ruang maha suci dan melakukan serangkaian upacara penting. Dia akan membawa darah korban penghapus dosa dan mempersembahkannya kepada Allah sebagai penebusan dosa bagi dirinya sendiri, keluarganya, dan seluruh umat Israel. Tindakan ini merupakan bagian dari penyucian dosa dan memulihkan hubungan antara umat Israel dan Allah (Imamat 16:11-19). 

Imam Besar, Jabatan yang Diwariskan 

Kepemimpinan Imam Besar diwariskan dari ayah ke anak, kecuali jika anak tersebut tidak pantas untuk melayani. Ketika Harun meninggal, jabatan tersebut dipegang oleh putranya Eleazar. Kemudian, Pinehas, putra Eleazar, mengambil alih jabatan tersebut dan melayani selama penaklukan Israel atas Tanah Perjanjian. 

Keluarga Pinehas ditakdirkan untuk mempertahankan Kepemimpinan Imam Besar sebagai upah atas kesetiaannya. Namun, hak istimewa tersebut dicabut, dan diberikan kepada keturunan Ithamar, putra termuda Aaron, akibat dua kesalahan besar yang dilakukan Phinehas selama pemerintahan Yeftha (988-982 SM). Imam Besar tertua yang diketahui dari keluarga Itamar adalah Eli, yang melayani di Kemah Suci pada akhir masa Silo menjadi tempat peribadatan. 

Setelah kehancuran Silo, Kemah Suci dibangun kembali di Nob (selama 13 tahun) dan Gibeon (selama 44 tahun), dan akhirnya dibangun Bait Allah yang pertama oleh Raja Salomo pada tahun 832 SM. Imam Besar pertama yang melayani di Bait Allah adalah Zadok, keturunan Pinehas. Kepemimpinan Imam Besar tetap berada di keluarganya sampai pembangunan Bait Allah Kedua. 

Peran Imam Besar dalam Kehidupan Bangsa Israel 

Imam Besar memiliki peran penting dalam kehidupan Israel, tidak hanya dalam hal rohani tetapi juga dalam berbagai aspek lainnya.  

1. Peran Politis: Imam Besar juga memiliki peran politis. Kontroversi mengenai peran politis Imam Besar muncul selama pemberontakan Makabe hingga masa kemerdekaan Yahudi di bawah pemerintahan Dinasti Hasmonean. Selain itu, saat kerajaan Israel terbagi dua, keluarga Imam Zadok berkuasa di Yerusalem, sedangkan Kerajaan Israel Utara dikuasai imam-imam yang diangkat Yerobeam. 

2. Kepala Petugas Bait Suci: Imam Besar bertindak sebagai kepala petugas Bait Suci. Di dalam Bait Suci terdapat bendahara berjumlah tiga orang, yang tugasnya adalah mengelola seluruh pendapatan dan harta benda yang dimiliki Bait Suci. 

3. Pemimpin dalam Perang: Dalam beberapa kasus, Imam Besar juga berperan sebagai pemimpin dalam perang. Misalnya, Eleazar, Imam Besar Bangsa Israel, bersama Yosua memimpin bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian. 

4. Pengajar Hukum Taurat: Imam Besar juga berfungsi untuk mengajarkan hukum Taurat kepada umat Israel. 

Dengan demikian, peran Imam Besar sangat penting dan beragam, mencakup aspek rohani, politis, administratif, dan pendidikan. 

BACA JUGA:

Inilah Mukjizat yang Dilakukan Imam Besar Pertama Bangsa Israel

Kota Batu Petra, Tempat Bersejarah Letak Musa Makamkan Harun

Imam Besar yang Menangkap dan Menghakimi Yesus 

Yesus Kristus ditangkap dan disalibkan pada zaman Imam Besar Kayafas. Bahkan penangkapan dan pengadilan agama yang menghakimi Yesus dilakukan dan dipimpin oleh Imam Besar Kayafas (Matius 26:57). 

Inilah beberapa hal yang dilakukannya: 

1. Merencanakan Penangkapan: Kaiaphas berkumpul dengan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi untuk merundingkan rencana menangkap Yesus dengan tipu muslihat. 

2. Menggunakan Yudas Iskariot: Yudas Iskariot, salah satu murid Yesus, berkhianat dan menyerahkan Yesus kepada para imam kepala dan orang-orang Farisi. Yudas menunjukkan kepada mereka tempat Yesus biasa berada, memungkinkan mereka menangkap Yesus tanpa menimbulkan keributan. 

3. Mengadili Yesus: Setelah ditangkap, Yesus dibawa ke pengadilan. Kayafas dan anggota-anggota Majelis Agung lainnya mencari alasan untuk mengeksekusi Yesus. 

Mengapa Yesus Disebut sebagai Imam Besar Agung 

Tahukah Anda bahwa Yesus Kristus disebut juga sebagai Imam Besar Agung, sebuah penggenapan akan janji keselamatan yang sempurna. Ada beberapa alasan mengapa Yesus disebut sebagai Imam Besar: 

1. Perantara yang Sempurna. 

Yesus adalah perantara yang sempurna antara manusia dan Allah. Karena Yesus merupakan satu-satunya jalan bagi umat manusia untuk mendapatkan keselamatan dan mendekatkan diri kepada Allah (1 Timotius 2:5). Sebagai Imam Besar, perannya sebagai perantara sangat penting dalam membebaskan manusia dari dosa dan menghubungkan kita kembali dengan Allah. 

2. Pengorbanan Sempurna. 

Yesus adalah korban penghapus dosa yang sempurna dan terakhir. Konsep ini melanjutkan tradisi korban-korban persembahan dalam Perjanjian Lama, di mana darah korban digunakan untuk menebus dosa-dosa umat. Namun, Yesus adalah korban yang sempurna dan abadi, yang memenuhi semua tuntutan hukum Allah (Ibrani 7:27). Pengorbanan ini melampaui semua pengorbanan yang pernah dibuat oleh imam-imam besar lainnya. 

3. Pemenuhan Nubuat Lama. 

Yesus dianggap sebagai pemenuhan dari nubuat di Perjanjian Lama tentang Imam Besar yang akan datang, seperti yang dinyatakan dalam Mazmur 110:4, "Dengan sumpah TUHAN telah berjanji, Ia tak akan menariknya kembali, 'Engkaulah imam untuk selama-lamanya, seperti Melkisedek.'" 

4. Pelayanan Abadi. 

Berbeda dengan imam-imam besar lainnya yang melayani selama periode waktu tertentu, Yesus, sebagai Imam Besar, melayani selamanya. Dia selalu ada untuk berdoa dan membela umat manusia di hadapan Tuhan (1 Timotius 2:5). 

Dari Fakta Alkitab kali ini, kita bisa belajar bahwa walaupun jabatan imam besar diwariskan, namun kehidupan spiritual, kesetiaan, dan ketaatan pada Tuhan yang menentukan apakah seseorang dapat dipercaya dengan jabatan tersebut. 

Selain itu, kita juga belajar bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar Agung kita yang menjadi perantara dan korban penghapus dosa yang sempurna bagi umat manusia. Mari kita bersyukur atas anugerah Tuhan tersebut, dan hidup untuk menjadi berkat bagi sesama. Tuhan Yesus memberkati. 

Sumber : Puji Astuti | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami