Salah satu tokoh yang penuh teka-teki dan tipu daya di dalam Alkitab adalah Yakub, cucu Abraham dari Ishak. Perjanjian Lama penuh dengan kisah dari Abraham, Ishak dan Yakub. Abraham disebut sebagai Bapak orang percaya, Ishak disebut sebagai Anak Perjanjian. Yakub disebut sebagai ...apa? Sepertinya ada yang salah.
Yakub seorang pencuri, tukang tipu, tukang curang? Dia dengan dorongan dan desakan ibunya, menipu, mencurangi dan berhasil mencuri hak kesulungan dan berkat kakaknya Esau. (Kejadian 25 dan 27).
Bukanlah ini Yakub yang sama, yang oleh Tuhan diberi nama Israel, yang akhirnya menjadi ayah dari 12 anak, nenek moyang 12 suku Israel? Mengapa Tuhan memilih Yakub merupakan sebuah misteri. Dia bukan anak sulung, dia memiliki karakter yang sangat rendah dan buruk. Sesungguhnya, Yakub adalah sebuah gambaran dari manusia yang sudah jatuh dan kehilangan kemuliaan Allah.
Baca Juga: Ini Motif Pembunuhan Orang Hewi Oleh Anak-anak Yakub
Tuhan dapat dan akan memakai kehidupan kita, tidak peduli dengan ketidaksempurnaan kita, untuk membawa kemuliaan-Nya. Tuhan dapat memakai kita meskipun masa lalu kita kotor dan kemampuan kita kelihatan tidak berguna.
Seperti halnya, Tuhan memakai Musa, seorang pembunuh, untuk orang Israel keluar dari Mesir. Tuhan memakai Paulus, seorang penghujat dan penganiaya jemaat, untuk menginjili dunia. Dan Tuhan memakai Yakub, seorang penipu, untuk melahirkan Israel, sebuah bangsa yang kuat, yang tercatat sampai saat ini sebagai bagian kunci tujuan penebusan Tuhan untuk manusia.
Kisah Yakub mengandung beberapa pelajaran untuk kita sebagai orang Kristen untuk berusaha melakukan yang terbaik, melakukan pekerjaan Tuhan di dunia yang sudah jatuh ini. Kita perlu mengingat bahwa setiap pilihan yang kita ambil akan ada konsekuensinya. Setelah menipu kakaknya, Esau, dia dipaksa melarikan diri ke pengasingan dan menghabiskan 20 tahun di bawah kelicikan pamannya, Laban.
Phillip Yance dan Tim Staffort mengatakan bahwa,"Yakub, yang memiliki kecenderungan untuk menipu, curang dan mencuri, dibawa masuk ke dalam berkat Tuhan namun sebelumnya dia harus menghadapi ujian moralitas dari orang lain." Kehidupannya memberikan kita dua pelajaran penting : Tuhan dapat berurusan dengan siapapun yang rindu mendapatkannya, tanpa mempermasalahkan masa lalu mereka. Kisah Yakub memberikan harapan untuk setiap orang yang tidak sempurna seperti kita.
Rupanya pilihan Tuhan tidak berdasarkan bagaimana tingkah laku seseorang. Tuhan memilih orang yang Dia inginkan. Dalam kasus ini, Dia memilih Yakub, seorang muda yang curang. Apakah ini adil? Rasul Paulus, dalam Roma 9, mengatakan kita tidak mempunyai hak untuk menyalahkan pilihan Tuhan. Karena kita terlalu kecil jika dibandingkan dengan kemahatahuan Tuhan. Kita tidak akan pernah mengerti pilihan Tuhan. Tuhan sepertinya tidak adil, namun kita bisa belajar dua karakter Tuhan : Pilihan Tuhan adalah kedaulatannya ( Roma 9:14) dan kasih karunianya selalu cukup untuk kita (2 Korintus 12:9).
Kasih karunia Tuhan adalah sebuah hadiah, dan sangat jelas kita lihat dalam kehidupan Yakub. Tuhan berjanji kepada Yakub, dalam sebuah mimpi bahwa Dia akan memberikan tanah perjanjian dan membuat keturunannya menjadi seperti debu di tanah, melalui Yakub dan keturunannya setiap bangsa akan diberkati. Bahkan Tuhan akan menyertainya dimanapun dia berada (Kejadian 28:13-15).
Baca Juga: #FaktaAlkitab – Yakub, Bapak 12 Suku Israel Yang Menang Bergumul Melawan Allah
Sampai akhirnya, dalam pelariannya dari Laban dan akan bertemu dengan kakaknya, Esau, Yakub mengalami perjumpaan dengan Tuhan, dia bergumul dengan Malaikat Tuhan di sungai Yabok dan Tuhan menyentuhnya dengan kasih karunia yang luar biasa dan menganti namanya dari Yakub, si Pencuri menjadi Israel, pejuang Allah( Kejadian 32:28). Benar- benar kasih karunia yang luar biasa, mengherankan,dan mengagumkan.
Seharusnya, Yakub menerima penghakiman dan hukuman namun dia menerima nama baru yang mengubah kehidupannya.
Tuhan membuatnya sangat jelas sehingga kita tidak bertanya lagi tentang apa yang akan Tuhan lakukan dengan dan melalui hidup kita dan mengapa pilihan Tuhan sering kali terlihat tidak adil. Kita adalah tanah liat dan Tuhan adalah penjunan( Roma 9:21), Tuhan melimpahkan belas kasihan dan kemurahan kepada setiap orang(Roma 9:15).
Tuhan adalah Tuhan. Jalan-Nya lebih tinggi dari jalan kita, pikirannya lebih tinggi dari pikiran kita (Yesaya 55:9). Kita mungkin tidak pernah tahu jalan dan pikiran-Nya, tetapi kita bisa tahu bahwa kasih karuniannya selalu melimpah dan tercurah ke atas kehidupan kita. Ketika kita lemah, Tuhan memberikan kekuatan-Nya. Ketika kita menghadapi situasi yang kelam, Tuhan memberikan cahaya-Nya. Ketika kita ada dalam kebingungan, Tuhan memberikan hikmat-Nya.
Baca Juga: 4 Tokoh Alkitab Ini Ajarkan Kita Soal Hidup Penuh Sukacita
Kepada Paulus, Tuhan mengatakan: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."( Roma 12:9). Ini pun seharusnya menjadi respon kita sehingga kita bisa berkata," Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat."(Roma 9:10).
Sumber : chc.org.sg