Bagaimana Menjalin Hubungan dengan Tuhan dalam Pertumbuhan Iman?
Sumber: Jawaban.com

Relationship / 16 May 2023

Kalangan Sendiri

Bagaimana Menjalin Hubungan dengan Tuhan dalam Pertumbuhan Iman?

Bella Tiurma Official Writer
5502

Selama kehidupan manusia di dunia, satu-satunya hubungan yang paling penting dan perlu dimiliki oleh setiap umat Kristiani adalah hubungan kita dengan Tuhan. Dimana setiap orang memiliki kemungkinan untuk menghabiskan waktunya di dunia ini untuk mempersiapkan diri untuk keabadiannya di surga. 

Setiap umatNya yang masih lajang maupun sudah menikah, tentu memiliki hak yang sama untuk mempersembahkan kehidupannya secara khusus memuliakan Tuhan. Hidup takut akan Tuhan, menjauh dari setiap laranganNya, dan melakukan setiap perintahNya adalah salah satu cara iman setiap umat Krstiani tetap bertumbuh. 

Dalam kehidupan setiap orang yang tinggal dalam Kristus akan menghasilkan buah yang saleh. Dimana buah yang dihasilkan adalah bentuk dari petumbuhan iman dalam kehidupan. Hal ini serupa dengan merawat hasil kebun, dalam proses menjalin hubungan dengan Tuhan setiap orang perlu merawatnya. 

Setiap umat Kristiani tidak boleh berhenti bertumbuh dalam iman, karena iman pada Tuhan memberikan gambaran kondisi kehidupan yang perlu kita jalani. Ketika setiap umatNya berkomitmen untuk terus berada pada hubungan yang sama dengan Kristus, kita dapat mengalami pertumbuhan iman.

Baca Juga : 10 Mazmur Ini Akan Membawa Anda Lebih Dekat dengan Tuhan (Bagian 1)

Berikut ini 5 cara menjalin hubungan dengan Tuhan dalam pertumbuhan iman. 

1. Melakukan Penyerahan Diri Secara Pribadi Pada Tuhan 

Kesetiaan dalam menjalin hubungan yang intim dan asli dengan Tuhan merupakan inti dari melakukan penyerahan diri secara pribada pada Tuhan. Dalam pertumbuhan iman, setiap orang harus memberikan segala usaha dan energinya untuk terus mengenal Tuhan. 

Proses mengenal Tuhan yang dilakukan secara intim melalui pembacaan Alkitab, berdoa, dan mempraktikkan disiplin rohani lainnya. Karena semakin lama kita menghabiskan waktu dengan Tuhan, berarti semakin banyak kita akan belajar mengenal lebih dalam karakterNya, sifat, dan setiap detailNya. 

Ketika setiap orang melakukan hal ini dengan konsisten, maka kita tidak akan mungkin kalau tidak ada pertumbuhan iman dan buah rohani sebagai hasilnya. 

“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” - Galatia 5 : 22 - 23 

Disaat setiap umat Kristiani mengimplementasikan setiap buah Roh di dalam hidupnya, akan merasakan sukacita bertumbuh dalam iman percaya pada Tuhan. 

2. Mengikuti Pemuridan 

Di dalam pertumbuhan iman, setiap orang dapat menerima dan menjadi pembimbing. Hal ini berarti setiap orang tidak terus menerus menjadi orang yang dibimbing, tapi suatu saat nanti ketika sudah menjadi pribadi yang memiliki kedewasaan rohani dapat menjadi pembimbing. Bahkan setiap orang memiliki kemungkinan untuk berada di posisi keduanya dengan kapasitas yang berbeda sebagai sarana dalam pertumbuhan iman kita. 

Seperti kisah Paulus dan Timotius dalam 2 Timotius 1 : 13 – 14 “Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.” Melalui ayat ini Paulus menegur Timotius agar menerima suara hikmat dan semangat untuk menjalani hidupnya. Sehingga Timotius mengalami perubahan dalam pertumbuhan iman dan hubungan pribadinya dengan Tuhan.

Baca Juga : Lebih Penting yang Mana, Agama atau Hubungan Dengan Tuhan?

Pada saat setiap orang mengikuti pemuridan, dimana disana ada seorang pembimbing yang akan menuntun kita. Sehingga setiap orang dapat melihat bagaimana hubungan mereka dengan Tuhan secara pribadi.  

3. Tanggung Jawab 

Dalam kehidupan setiap orang memerlukan rasa tanggung jawab, baik pada sesuatu barang ataupun pada seseorang. Terlebih setiap orang perlu adanya rasa tanggung jawab akan pertumbuhan iman dalam hubungan  dengan Tuhan. Tak ada seorangpun yang akan menjadi terasingkan dari orang lain, ketika hidup dalam iman pada Kristus. 

“Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.” - 1 Timotius 6 : 12 

Jika seseorang memiliki keinginan untuk berjuang dalam pertumbuhan imannya yang baik, maka setiap orang dapat terbuka untuk mencari pertanggungjawaban pada orang-orang yang telah Tuhan pilih dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan rohani kita. 

Tanggung jawab yang ada di dalam diri setiap orang akan terlihat jika memiliki rekan dalam pertumbuhannya pun bertanggung jawab pula. Karena masing-masing pribadi dapat saling mendukung dalam pertumbuhan iman yang konsisten secara pribadi untuk menjalin hubungan bersama Tuhan. 

4. Bertumbuh Melalui Peluang 

Pertumbuhan iman dalam kehidupan seseorang sering terjadi karena kita diperhadapkan dengan sebuah peluang khusus. Hal yang dimaksudkan adalah tak jarang seseorang mengalami pertumbuhan melalui orang lain yang berinteraksi dengan kita, media, ataupun suatu tempat yang dikunjungi. 

Oleh karena itu, setiap orang dapat mencari segala kesempatan yang dapat memicu pertumbuhan iman kita, seperti yang tertulis dalam 2 Petrus 3 : 18 “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.” 

Baca Juga : Merasa Tidak Terkoneksi Dengan Tuhan Meski Selalu Berdoa Tiap Hari? Mungkin Ini Sebabnya!

5. Melakukan Perubahan 

Kehidupan seseorang dalam pertumbuhan iman dapat terjadi dengan melakukan perubahan. Dimana kehidupan terus bergerak dan perubahan akan terus terjadi. Sehingga ketika seseorang mampu menerima perubahan yang terjadi di sekitar bahkan di dalam diri kita, maka kita akan sadar bahwa kita harus menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk semakin dekat padaNya.

Halaman :
1

Ikuti Kami