Hati-Hati Dengan Penyalahgunaan Spiritual
Sumber: Vanguard News

Kata Alkitab / 13 May 2023

Kalangan Sendiri

Hati-Hati Dengan Penyalahgunaan Spiritual

Admin Spiritual Official Writer
3558980

Satu diskusi rohani yang saleh harus waspada dengan isu yang panas tentang "penyalahgunaan spiritual".

Penyalahgunaan spiritual pada awalnya dapat menjadi hal yang sulit dideteksi jika anda belum pernah menjumpainya. Dalam satu gereja yang melakukan manipulasi, pendeta atau pemimpin senior menempatkan diri mereka begitu rupa untuk mengambil alih posisi Roh Kudus dalam kehidupan jemaatnya. Mereka mungkin mencoba menaruh pengaruh yang tidak semestinya pada pilihan-pilihan dimana jemaat gerejanya harus buat. Mereka mungkin mencoba menggoyang keputusan seseorang dalam rangka menjaga mereka tetap ada dibawah kendali, atau untuk menjaga mereka dari meninggalkan gereja.

Orang yang ada dalam gereja yang penuh kendali seringkali mengatakan bahwa mereka tidak dapat meninggalkan gereja dengan membawa berkat Tuhan kecuali pendetanya menyetujui keputusan itu. Mereka diingatkan bahwa jika mereka tidak mengikuti tuntunan pendeta, tidak hanya Tuhan tidak akan memberkati mereka, namun juga mereka akan membawa kutuk atas diri mereka sendiri atau atas keluarga mereka. Meninggalkan "payung" gereja dan pendeta yang suka mengendalikan akan berujung pada malapetaka.

 

Baca Juga: Iblis Juga Punya Mukjizat Sendiri, Jangan Mudah Percaya!



Ketika seorang pendeta mengatakan pada jemaatnya bahwa mereka yang meninggalkan gerejanya atau yang tidak taat dengan otoritasnya ada dalam bahaya murka Tuhan, anda dapat yakin bahwa orang ini beroperasi dalam spirit pengendali. Dia berusaha untuk menebar rasa takut secara jasmani untuk menjaga jemaatnya berada di gerejanya.

Pendeta itu mungkin memperingatkan : "Jika kalian meninggalkan gereja ini, maka berkat Allah akan terangkat dari kehidupan kalian, dan kalian akan kehilangan rencana Tuhan. Kalian ada dalam pemberontakan dan kalian akan membuka diri kalian kepada segala jenis malapetaka. Setan akan punya kebebasan untuk menyerang kalian karena kalian telah berjalan menjauh dari perlindungan Tuhan". Perlindungan semacam itu menjadi senjata pamungkas gereja yang menerapkan penyalahgunaan spiritual.

Ketakutan menjadi motivasi dibalik pernyataan-pernyataannya - bukan kasih. Anda dapat menjadi yakin bahwa tipe dalih seperti ini bukan datang dari Tuhan. Yesus tidak pernah memotivasi orang-orangnya melalui ketakutan. Ketakutan adalah bentuk dari manipulasi dimana Alkitab menyebutnya sebagai sihir. Manipulasi adalah dosa. Daripada memotivasi orang-orang melalui kasih dan panggilan untuk melayani tubuh Kristus dan menjangkau yang terhilang, pelayanan dengan penyalahgunaan spiritual akan mencoba memotivasi melalui manipulasi.

Rasul Paulus disebut sebagai rasul kasih karena dia menulis begitu banyak tentang panggilan kita sebagai orang Kristen untuk berjalan dalam kasih. 1 Yohanes 4:18 mengatakan : "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih".

Dengan menjaga orang terus ada dalam ketakutan, pemimpin spiritual pengendali bekerja untuk mendapatkan orang Kristen yang baik untuk membangun kerajaan religius buatan mereka - dengan mengatakan pada orang-orang bahwa mereka adalah bangunan dari kerajaan Allah. Kita melihat jenis nabi dan pendeta semacam ini dalam kitab Yeremia. Pemimpin pengendali berfokus pada pemenuhan keinginan mereka dan kebutuhan orang-orang akan mereka abaikan.

 

Baca Juga: Masih Bingung Bedakan Peran Pendeta dan Penatua Gereja, Ini Penjelasannya…



Yesus menjadi lebih kritis tentang pemimpin rohani dalam hari kedatanganNya ketimbang apa yang dia katakan tentang orang berdosa, dan ini untuk alasan yang baik. Pemimpin Yahudi meletakkan beban kesalahan secara religius pada orang-orang untuk tujuan kemakmuran dirinya sendiri.

Matius 23:4 menyatakan : Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

Dalam kasus ini, atau dalam gereja yang suka mengendalikan, orang dibebankan dengan aturan dan kebijakan yang dibutuhkan untuk tampil untuk mengumpulkan penerimaan dari pemimpin rohani - seperti pada masa orang Farisi dulu. Saat ini itulah jenis pemimpin spiritual yang suka memanipulasi. Banyak orang Kristen saat ini menemukan diri mereka dibebani dengan beban berat dari bagasi rohani dalam sistem yang penuh penganiayaan. Di seluruh dunia, melukai orang yang datang ke gereja untuk mengumpulkan perkenanan dan penerimaan dari orang Farisi modern, sementara orang-orang ini justru berpikir bahwa mereka tengah mengumpulkan perkenanan dari Tuhan. .

Kabar baiknya adalah jika anda berada dalam Kristus, anda telah memiliki perkenanan Allah! Dan tidak ada pekerjaan bagi seorang pendeta yang melakukan kesewenang-wenangan yang akan memberikan diri anda lebih banyak penerimaan dibanding apa yang telah anda miliki.

Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. (Matius 9:36)

Yesus menyadari beban yang diletakkan pada orang percaya yang tulus hati, yang hanya ingin melakukannya jika hal itu adalah tindakan benar. Dia melihat mereka sebagai domba yang tidak bergembala, meskipun mereka terlibat dalam kegiatan ritual rohani di dalam kuil atau sinagoge.

 

Baca Juga: 5 Ciri Pemimpin Gereja yang Menyalahgunakan Kekuasaan



Dalam bukunya, Exposing Spiritual Abuse, Mike Fehlauer menunjuk bahwa Yesus melihat orang-orang ini sebagai orang yang dilecehkan : "Kata-kata ini menyampaikan gagasan tentang beberapa kejadian diluar sana yang menekan orang-orang ini, menyebabkan mereka merasa letih, menderita dan putus asa. Tekanan diluar sana adalah sistem religius yang meletakkan perhatian ini pada penampilan sebelah luar. Itu adalah sistem yang menjanjikan kedamaian berdasar pada kemampuan seseorang untuk mengikuti hukum dan peraturan yang ditentukan. Jika seorang mengalami kegagalan, maka akan ada penghakiman."

Mike Fehlauer menambahkan : "Tidak memiliki seorang gembala tidak berarti orang akan kekurangan pihak yang akan mengatakan pada mereka apa yang harus dilakukan. Ada sejumlah orang Farisi yang bersedia melakukan hal itu. Itu artinya mereka tidak punya seorangpun yang memimpin mereka kepada padang rumput yang hijau. Seorang gembala tidak mengarahkan dombanya seperti halnya peternak mengarahkan ternaknya. Seorang gembala memimpin dombanya ke tempat yang aman dimana makanan berlimpah dan dimana mereka dapat menemukan tempat beristirahat."

Syarat seorang gembala dalam Perjanjian Lama diumpamakan dengan baik sekali. Yehezkiel 34 mengandung peringatan dimana Tuhan menghendaki pemimpin Israel untuk bertanggung jawab atas kegagalan menggembalakan domba yang dipercayakan.

Yehezkiel 34:2-5 mengatakan : "Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu?. Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan."

Saya ingin tahu apakah Farisi modern ini menyadari bahwa Tuhan memperhitungkan jemaatnya sebagai domba tanpa gembala. Mungkin jika mereka menyadari bagaimana Tuhan memandang situasi ini, mereka akan merubah cara pelayanan mereka.

Orang Kristen yang mencari tuntunan dari pemimpin rohani harus juga meninjau bahaya perangkap dari elit spiritual yang dapat menghasilkan mentalitas "kami dan mereka" dan juga mentalitas "benteng". Ini adalah tanda pemberi petunjuk adanya penyalahgunaan spiritual. Sebuah gereja atau pendeta dengan sebuah sikap pengajaran yang elit, akan mengatakan bahwa tidak ada gereja atau pelayanan lain yang mengkotbahkan injil secara murni - atau paling tidak, tidak ada yang berkotbah apa yang seharusnya dilakukan, dengan kata lain, jalan yang ia kotbahkan. Pemimpin yang elit akan melemahkan anggotanya yang akan mengunjungi gereja lain atau menerima nasehat dari siapapun yang tidak menghadiri gerejanya. Jika ada orang yang melanggar aturan ini, dia akan dianggap sebagai pemberontak.

 

Baca Juga: God's Competitor



Kita melihat contoh Alkitab dalam 3 Yohanes 19-10 yang mengatakan : Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat.

Kaum elit spiritual bukanlah hal baru di gereja, namun rasul Yohanes secara jelas menyebutnya sebagai "setan".

Pemimpin spiritual yang sehat, di lain pihak, menghormati dan mendukung gereja dan pelayanan lainnya dalam suatu komunitas, menyadari bahwa ada beberapa perbedaan ekspresi dalam tubuh Kristus. Pendeta dengan kebebasan spiritual menyadari bahwa tidak ada denominasi atau gereja lokal yang dapat sepenuhnya melambangkan kasih Kristus kepada komunitas atau kota. Gereja yang sehat akan mendukung kebangunan rohani dalam seluruh komunitas tubuh Kristus. Mereka tidak akan mendukung gagasan yang jenisnya doktrinal atau superioritas spiritual.

Dalam hubungan yang sehat, seorang mentor rohani akan menyediakan nasehat yang saleh yang bebas dari motif mementingkan diri sendiri. Dia hanyamenginginkan kehendak Tuhan bagi hidup anda. Itu artinya bahwa anda akan perlu untuk meninggalkan gereja atau pelayanan, maka mereka akan bergembira jika anda menjadi berkat bagi komunitas lainnya.

Hubungan pastoral yang sehat seharusnya menghasilkan kedamaian dalam kehidupan penganutnya. Jika nasehat saleh yang anda terima tidak memberikan anda damai sejahtera atau menentramkan jiwa anda, itu mungkin bukan berasal dari Tuhan.

Ingatlah bahwa nasehat yang saleh hanyalah satu dari tujuh kunci tuntunan Tuhan. Anda seharusnya jangan pernah menyandarkan diri semata-mata nasehat atau masukan dari orang lain yang ditetapkan Tuhan untuk kehidupan anda - tanpa memperhatikan seberapa lama mereka telah berjalan bersama Tuhan.

Karena manusia adalah pendosa, membangun hubungan spiritual yang sehat akan selalu menjadi tantangan. Seseorang pernah berkata : "Gereja yang sempurna akan berhenti menjadi sempurna begitu saya berjalan memasuki pintunya". Tujuan Tuhan sepanjang waktu adalah agar gereja lokal menjadi sehat, hidup dengan memberi, melayani, mendukung dan menjadikan Kristus sebagai pusat. Namun karena Dia telah memilih untuk memakai orang berdosa untuk memimpin gerejaNya, akan selalu ada kemungkinan bahwa satu jemaat lokal dapat jatuh dalam muslihat atau pola spitual yang tidak sehat.

Harus ada keseimbangan antara kerendahan hati dalam mencari tuntunan dari orang yang adalah punya wewenang rohani, dan berpokok pada diri anda untuk memanipulasi praktek penyalahgunaan spiritual. Menemukan keseimbangan adalah proses yang tiada berhenti dalam hidup. Namun ada perjuangan yang dibutuhkan yang akan mencegah anda untuk menjadi bosan dan letih di satu sisinya, mencoba melompat melalui simpai kegiatan rohani yang menjanjikan penerimaan janji Tuhan dan kasih sayang - dan di lain pihak menjadi pulau bagi hidup anda sendiri, menentukan segala kebenaran menurut diri anda sendiri. Kedua spectrum rohani ini adalah berbahaya dan seharusnya dihindari. Mintalah Tuhan untuk memberikan anda anugerah dan tuntunan untuk berjalan dalam kebenaran ini - membuka diri anda untuk diberi masukan dari pemimpin yang dewasa, sementara menghindari kendali spiritual.

Jika anda menemukan diri anda berusaha keras mengumpulkan penerimaan dari pemimpin rohani, atau jika gereja anda secara konstan membutuhkan lebih dan lebih banyak lagi hidup anda tanpa ada tanda akhirnya - dan sedikit peneguhan selama perjalanannya - maka anda mungkin ingin memeriksa ulang gereja yang anda hadiri.

Kita dapat melindungi diri kita sendiri dari penyalahgunaan spiritual dengan mempertimbangkan semua kunci tuntunan Tuhan dalam setiap pengambilan keputusan utama.

Sumber : Sumber: Craig von Buseck - CBN
Halaman :
1

Ikuti Kami