Dengan Dalih Akan Bertemu Yesus, Pemimpin Sekte Meminta Pengikutnya Untuk Tidak Makan
Sumber: polishnews.co.uk

News / 25 April 2023

Kalangan Sendiri

Dengan Dalih Akan Bertemu Yesus, Pemimpin Sekte Meminta Pengikutnya Untuk Tidak Makan

Bella Tiurma Official Writer
1106

Seperti series dokumenter “A Holy Betrayal” yang ramai diperbincangan waktu lalu mengenai adanya sebuah sekte yang berkedok agama, hal serupa terjadi di salah satu gereja di Kenya yang dilaporkan oleh salah seorang anggota Humanity Activism Knowledge Integrity (HAKI) Afrika. 

Sebuah gereja di Kenya, Afrika Timur, Good News International Church di laporkan telah memakan korban akibat ajaran sesat yang disebarkan oleh pemimpinnya. Seorang pastor yang bernama Paul Makenzie Nthenge telah mendirikan gereja tersebut pada 17 Agustus 2003 yang telah memiliki 10 cabang gereja di berbagai daerah Kenya. 

Pada dasarnya Gereja Good News International memiliki misi pelayanan untuk memelihara umat beriman secara holistik dalam semua hal spiritualitas Kristen saat mempersiapkan diri untuk kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya melalui pengajaran dan penginjilannya.

Baca Juga : 3 Website Ini Banyak Jebak Orang Kristen, Berisi Ayat Alkitab Meski Sebenarnya Sekte Lain

Namun, Nthenge meminta para pengikutnya untuk berpuasa dan tidak makan sama sekali dengan janji akan bertemu dengan Tuhan Yesus. Sebelum meminta jemaatnya untuk tidak makan, Nthenge diduga menyebutkan tiga desa Nazareth, Betlehem dan Yudea untuk meyakinkan para pengikutnya dan membaptisnya di sebuah kolam.  

Usai menerima laporan adanya orang hilang pihak kepolisian Kenya langsung melakukan penyelidikan dan menemukan beberapa anggota pengikutnya dengan kondisi fisik yang buruk langsung dilarikan ke rumah sakit. Salah satu anggota yang ditemukan menolah untuk diberikan makan meskipun dengan jelas dirinya mengalami tekanan fisik. 

Dalam penyelidikan pihak kepolisian juga telah menenuman beberapa mayat di hutan Shakahola dekat kota Malindi. Pihak kepolisian masih terus melakukan pencaharian dan penyelidikan lebih lanjut lagi di sekitar hutan. Sehingga Mentri Dalam Negeri Kenya, Kithure Kindiki menyatakan penutupan hutan seluas 800 hektar dan menyatakan sebagai tempat kejadian perkara (TKP). 

Setelah penemuan ini, Nthenge ditangkap pihak kepolisian dan ditetapkan sebagai tersangka. Di dalam tahanan Nthenge menolak untuk diberikan makanan dan bersikeras membantah telah melakukan kesalahan. Dirinya mengaku bahwa telah menutup gerejanya sejak 2019 lalu, setelah penangkapan pertama dengan tuduhan sebagai penyebab kematian anak-anak.

Baca Juga : Waspadai Kuasa Palsu di Jaman Akhir Ini

Nthenge dibebaskan pada kasus pertama di tahun 2019 dengan sebuah jaminan. Namun pada kasus kali ini, politisi Kenya telah meminta pengadilan untuk tidak membebaskannya dengan kecaman penyebaran aliran sesat di daerah Malindi. 

Melalui kasus ini, sebagai umat Kristiani dapat berjaga-jaga dan berhati-hati lagi, serta ketika menemukan suatu hal yang dirasa janggal dari apa yang telah diajarkan Firman Tuhan pertanyakan kembali kesesuaian akan kebenarannnya. Seperti yang telah tertulis dalam Kisah Para Rasul 20 : 28 – 30, sebagai peringatan akan adanya berbagai macam penyesatan pada akhir zaman yang muncul dari antara orang percaya .

Sumber : idntimes.com | bbc.com | cnnindonesia.com
Halaman :
1

Ikuti Kami