Momen natal seharusnya menjadi momen paling menyenangkan dimana kita bisa berkumpul dengan keluarga kita. Tentu kita tidak ingin sukacita natal berubah menjadi kejengkelan bukan? Maka dari itu, kita harus memperhatikan perkataan kita agar tidak merusak sukacita natal keluarga.
Tidak sedikit orang yang merasa malas atau enggan untuk menghadiri pertemuan keluarga besar. Meski pertemuan keluarga adalah hal yang normal terutama di momen Natal ini, terkadang ada saja orang yang berkomentar tidak sopan dan meredam sukacita natal ini.
Meski kita tidak bisa mengontrol pernyataan orang lain, tapi kita bisa menunjukkan rasa hormat kita dengan memperhatikan apa yang kita katakan kepada anggota keluarga selama musim Natal.
Ada beberapa hal atau topik yang cukup sensitif bagi sebagian orang, mungkin juga bagi keluarga Anda. Yuk perhatikan 5 hal berikut ini yang sebaiknya tidak kita bicarakan saat berkumpul bersama keluarga dalam momen Natal.
1. Mengomentari Penampilan Fisik
Dalam acara pertemuan, biasanya orang yang sudah lama tidak bertemu akan melihat perubahan fisik dan mulai mengomentarinya. Membicarakan penampilan, berat badan, atau kesehatan seseorang dapat menyakiti mereka dan menyebabkan luka hati yang sebenarnya tidak diperlukan.
Kita tidak tahu apa yang dialami orang lain, mungkin saja mereka sedang berjuang melawan gangguan makan atau ada masalah kesehatan lain.
Jika bertemu dengan keluarga, fokuslah pada individu yang kita temui, bukan penampilan mereka. Tuhan melihat hari seseorang, bukan penampilan luarnya (1 Sam. 16:7).
BACA JUGA: Canggung Bertemu Keluarga Besar Saat Tahun Baru? Persiapkan Diri Anda dengan 10 Tips Ini!
Janganlah kita bertindak dangkal atau tanpa memperhatikan perasaan orang lain. Saat kita berbicara dengan keluarga kita selama liburan, kita harus menghindari membicarakan berat badan atau penampilan luar seseorang.
2. Mengomentari Pilihan atau Porsi Makan
Tidak sedikit orang yang memilih-milih makanan atau porsi makan. Dibalik itu pasti ada alasan tertentu. Kita tidak pernah tahu apakah mereka tidak menyukai menu tertentu, atau menghindarinya karena alasan kesehatan.
Mengomentari pilihan atau porsi makan seseorang adalah sesuatu yang harusnya dilakukan oleh konselor atau terapis profesional.
Namun, obsesi dengan ukuran porsi dan pilihan makanan di pertemuan keluarga ini sayangnya kehilangan inti dari acara perayaan tersebut.
Pesta adalah hal yang umum dalam Perjanjian Lama, di mana orang merayakan dan menyembah Tuhan (Imamat 23:4-44). Juga, Yesus biasanya menikmati menghabiskan waktu bersama orang lain selama makan (Matius 26:17-30; Markus 2:13-17).
Karena itu, kita tidak boleh mengomentari apa yang orang lain taruh di piring mereka selama perayaan. Alih-alih membuat pernyataan tentang makanan, kita harus berterima kasih atas kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama orang lain saat makan, seperti yang Yesus lakukan dengan murid-murid-Nya.
3. Mengomentari Status Lajang
Seseorang yang masih lajang biasanya enggan dan takut untuk liburan bersama keluarga karena mungkin saja akan mendapatkan pertanyaan tentang hubungan dan status pernikahan. Menanyakan mengapa mereka belum menikah kepada seorang lajang dapat menimbulkan perasaan tidak aman, sedih, atau marah.
BACA JUGA: Momen Kumpul Keluarga Justru Bikin Stres? Mending Baca Ini Dulu Deh…
Beberapa orang mungkin mencari pasangan yang cocok tetapi mengalami kekecewaan. Yang lain mungkin merasa puas dengan kelajangan mereka untuk melayani Tuhan.
Terlepas dari asumsi umum, orang memiliki nilai terlepas dari menikah atau lajang. Saat kita membuat pernyataan tentang seseorang yang belum menikah, maka kita sedang menyampaikan kepada orang lain bahwa mereka telah melakukan kesalahan dengan menjadi lajang.
Komentar seperti itu menunjukkan bahwa kita harus banyak belajar tentang Firman Tuhan dan tentang mengasihi orang lain dengan kata-kata. Kita harus fokus untuk menyemangati orang lain dan membangun mereka (1 Tesalonika 5:11).
Sumber : jawaban.com