Umat Kristiani memperingati Jumat Agung sebagai momen pengorbanan Yesus untuk umatNya, dimana Ia rela dicambuk, memikul salib, hingga dihukum mati di kayu salib. Sehingga Jumat Agung adalah momen penting bagi umat Kristiani. Sebagai bentuk perayaan Jumat Agung, beberapa gereja dan komunitas Kristen melakukan rangkaian jalan salib.
Tapi tahukah kamu, ada beberapa negara yang mengisi perayaan Jumat Agung dengan beberapa tradisi unik yang dilakukan. Berikut 5 negara dengan perayaan Jumat Agung yang dilakukan dengan cara berbeda.
1. Menerbangkan Layang-layang di Bermuda
Sebagai bentuk perayaan Jumat Agung, masyarakat di Bermuda akan menerbangkan layang-layang untuk menggambarkan bagaimana Yesus terangkat ke surga. Sehingga setiap Jumat Agung akan terlihat berbagai macam bentuk dan warna yang menghiasi langit Bermuda.
2. Melarang Melakukan Tarian di Jerman
Di Jerman memiliki tradisi melarang masyarakatnya untuk melakukan tarian atau disebut juga sebagai Sourowful Day (hari yang penuh dengan kesedihan). Pada hari Jumat Agung ini, masyarakat Jerman mengambil momen untuk merenungkan kesedihan atas penyaliban Yesus. Sehingga melakukan tindakan yang menyenangkan adalah sebuah tindakan yang tidak sukai.
3. Memeragakan Penyaliban Yesus di Meksiko
Di wilayah Iztapalapa, Meksiko, Jumat Agung dirayakan sebagai momen untuk memberikan pementasan drama bagaimana proses Yesus disalibkan. Sehingga setiap orang yang telah ditunjuk menjadi pemeran Yesus akan menjalani pelatihan fisik dan psikologis selama setahun penuh. Hal ini dilakukan agar pemeran Yesus benar-benar menampilkan bagaimana sosok Yesus yang disiksa.
4. Berpuasa Atau Hanya Memakan Ikan di Roma
Sebagai bentuk kedukaan atas kematian Yesus, banyak patung maupun salib di Roma yang ditutup memakai jubah hitam dan ungu. Serta banyak orang Italia memperingati Jumat Agung sebagai momen untuk berpuasa atau hanya mengkonsumsi ikan.
5. Memecahkan Telur Sebelum Matahari Terbit di Jamaika
Tradisi unik juga dilakukan di Jamaikan dengan memecahkan telur dan memisahkan kuning telurnya dari putihnya. Sebelum matahari terbit, masyarakat Jamaika akan menuangkan putih telur ke dalam segelas air dan diletakkan di dekat kaca rumah. Lalu ketika sinar panas matahari datang untuk menghangatkan kaca rumah, sebuah pola akan terbentuk dari telur. Masyarakat Jamaika dari dahulu mempercayai bahwa pola yang terbentuk merupakan pengungkapan bagaimana kita akan mati.
Berbagai macam tradisi unik akan dilakukan oleh berbagai negara sebagai bentuk peringatan akan pengorbanan Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Mungkin tradisi yang dilakukan diatas tidak ada kaitannya dengan sejarah Paskah di masa lalu atau tertulis di dalam Alkitab. Oleh karena itu, sebagai umat Kristiani dapat memaknai pengorbanan Yesus di kayu salib secara pribadi dan tidak mengharuskan untuk mengikuti tradisi yang sama.
Sumber : suara.com | kompas.com | chatnews.id