PGI Beberkan Hasil Penelitian Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Generasi Muda,Ini Isinya
Sumber: medcom.id

News / 31 March 2023

Kalangan Sendiri

PGI Beberkan Hasil Penelitian Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Generasi Muda,Ini Isinya

Bella Tiurma Official Writer
1058

Isu Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) banyak diperbincangkan oleh masyarakat di media sosial. Sehingga membuat Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) bersama Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) melakukan penelitian dalam rangka memetakan dan memahami perspektif generasi Z dan Y.

Penelitian ini dilakukan melalui dua putaran. Dimana putaran pertama dilaksanakan pada tahun 2021, yang berfokus pada generasi Z. Dilanjutkan penelitian putaran kedua pada tahun 2022, yang dilakukan lebih luas lagi kepada generasi Z dan Y. Dengan rentang usia 18 sampai 34 tahun.

Hasil penelitian ini dirampungkan ke dalam laporan bertajuk Dinamika Aktivisme Digital Kaum Muda Indonesia dalam Wacana Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan. Laporan ini diluncurkan pada Selasa (28/3/2023) di Graha Oikoumene, Jakarta.

Dikutip dari laman PGI, anggota tim peneliti, Leonard Chrysostomos Epafras, mengungkapkan sejumlah pokok hasil temuan, diantaranya kaum muda terbuka dan fleksibel terhadap agama dan toleran terhadap perbedaan meski kadar toleransnya berjenjang. Selain itu, kaum muda juga peka pada isu sosial dan kemanusiaan.

Berikut hasil penelitian PGI bersama ICRS menanggapi isu Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan oleh Generasi Z dan Y.

1. Demistifikasi sekat generasi, mempertalikan dalam ikatan lintasgenerasi dan memerlukan siasat yang Rele-FUN.

2. Wacana Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan menjadi bagian pendidikan umum secara programatis  dengan metode pendidikan yang menyesuaikan dinamika kaum muda, lintasgenerasi dan konteks lokalnya.

3. Pendidikan dan pendampingan wacana Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan mempertimbangkan keterkaitan dengan keprihatinan sosial lain, seperti lapangan pekerjaan, kelestarian lingkungan hidup, ekonomi, AI, dan lainnya.

4. Belajar dari merangkul para micro-preacher dan religiofluencer (religious influencer) dalam diskusi dan pengembangan wacana Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di media sosial.

Melalui hasil penelitian ini, generasi Z dan Y merupakan generasi yang lebih positif dalam melihat keadaan dan lebih terbuka. Serta dapat memantik pemikiran masyarakat lainnya dalam melihat fenomena anak muda yang pluralis dalam menyikapi berbagai aspek kehidupan.

Sumber : pgi.or.id
Halaman :
1

Ikuti Kami