Ryan Koher, seorang pilot Mission Aviation Fellowship (MAF) yang berasal dari Amerika Serikat (AS), ditangkap pada November 2022 bersama dengan dua orang sukarelawan MAF lainnya. Penangkapan ini terjadi karena kecurigaan atas keterlibatan sang pilot mendukung pemberontak di negara Mozambik yang saat ini tengah berperang.
Menurut MAF, penangkapan terjadi pada saat pilot dan dua orang sukarelawan sedang bersiap memuat vitamin dan perbekalan lainnya di pesawat menuju panti asuhan di Cabo Delgado, provinsi paling utara di Mozambik.
Melalui mitra lokalnya, Ambassador Aviation MAF mengatakan telah menerbangkan pasokan ke berbagai panti asuhan setiap tahunnya sejak 2014. Namun, sudah 5 tahun terakhir sejak tahun 2017, sekitar 1 juta orang telah meninggalkan desa mereka di Cabo Delgado akibat perang yang terjadi antara pasukan keamanan dan pemberontak.
Setelah penangkapan Ryan Koher, sang istri yang bernama Annabel mengajukan permintaan jaminan keamanan. Namun sayang permintaan jaminan tersebut ditolak pada awal Februari yang lalu. Hal ini membuat Annabel dan kedua putranya, Elias dan Hizkiah, melakukan perjalanan ke Mozambik.
Sementara itu, Annabel juga mengatakan bahwa pengacara Koher bekerja sama dengan Kedutaan Besar AS untuk memastikan proses hukum dan memberikan bantuan sebisa mungkin. Namun hingga saat ini, belum ada tuntutan yang diajukan melalui penyelidikan yang masih berlangsung.
Sejak Koher ditangkap, ia berjuang dengan kondisi medis yang menyebabkan dirinya merasakan gatal-gatal hingga mengganggu tidurnya. Tetapi empat bulan telah berlalu, pada 6 Maret setelah Annabel berbicara dengan Koher, terdengar Koher jauh lebih ceria daripada percakapan sebelumnya. Annabel juga menjelaskan bahwa Koher menemukan kelegaan dari kondisi medis setelah klinik penjara menyediakan krim khusus untuk rasa gatal yang dideritanya.
Sementara seorang pejabat kedutaan mengkonfirmasi kepada Annabel bahwa tidak ada masalah terkait dengan keselamatan dan kesehatan pribadi Koher di penjara. Namun selama ditahan, Koher menyampaikan bagaimana dirinya dikuatkan melalui kisah Yusuf di Perjanjian Lama, yang disertai dan dimampukan Tuhan melalui setiap cobaan yang dia alami. Melalui kisah ini, Koher benar-benar menemukan penghiburan sembari menunggu proses hukum selanjutnya.
Sementara Annabel mengungkapkan bahwa pelayanan misi yang dikerjakan Koher selama ini telah berdampak besar bagi banyak pengungsi dan layanan penerjemahan Alkitab di suku Koti dan Makonde, Mozambik Utara.
“Ryan benar-benar memiliki hati untuk melayani Tuhan, dan dia memiliki kerinduan untuk penerbangan. Jadi MAF adalah cara dia dapat membawa kerinduan yang Tuhan taruh atas dia bersama dengan keinginannya untuk melayani Tuhan,” kata Annabel seperti dikutip dari Christian Today.
Annabel berharap, masa-masa Koher ditahan menjadi momen untuk membawanya lebih dekat kepada Tuhan. Namun dia tetap berharap agar suaminya itu kembali dengan selamat. Untuk itu, ia meminta dukungan doa dari semua orang agar Koher diberikan keselamatan, kesehatan dan menjadi berkat bagi semua orang dipenjara hingga dia keluar dari sana.
Sumber : Christiantoday.com