Berapa Usia Maria Saat Mengandung Bayi Yesus?
Sumber: canva.com

Kata Alkitab / 6 December 2022

Kalangan Sendiri

Berapa Usia Maria Saat Mengandung Bayi Yesus?

Claudia Jessica Official Writer
9164

Perawan Maria adalah seorang wanita yang melayani sebagai ibu Yesus di bumi. Ia dikenal karena kedewasaan rohaninya dan menginspirasi banyak orang melalui iman dan kepercayaannya kepada Tuhan.

Pernahkah kamu bertanya, berapa ya usia Maria saat ia mengandung bayi Yesus?

Menurut sejarawan, saat Maria mengandung bayi Yesus, ia masih seorang remaja. Kemungkinan besar saat itu ia berusia 12 hingga 14 tahun ketika Yesus lahir.

Maria adalah seorang remaja yang dalam budaya kita saat ini adalah sangat muda untuk menjadi seorang ibu. Namun dalam budaya zaman Maria, menjadi ibu muda adalah hal yang umum.

Kedewasaan rohani Maria lebih tinggi dari usianya. Tuhan mengenal jiwa Maria dengan baik, dan dalam kebijaksanaannya, Tuhan memilih Maria dari semua jiwa lainnya untuk menjadi ibu dari Juruselamat dunia. Maria mampu menangani panggilannya dengan baik karena dia fokus dalam mengembangkan imannya menjadi lebih kuat.

Sebagai seorang remaja, Maria mengatakan “ya” atas panggilan Tuhan. Maria tidak membiarkan masa mudanya menghentikan rencana yang Tuhan miliki atas hidupnya. Melalui kisah ini, kita dapat belajar tentang bagaimana cara menanggapi panggilan Tuhan dalam hidup kita dengan baik.

Latar Belakang Kehidupan dan Panggilan Maria

Maria tumbuh pada abad pertama dalam keluarga Yahudi yang mencintai Tuhan. Orang tuanya, Yoakim dan Anna membawanya ke Bait Suci untuk mempersembahkannya kepada Tuhan saat ia berusia 3 tahun. Maria kecil dibesarkan di Galilea, yang saat itu masih menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi kuno, dan saat ini menjadi bagian dari bangsa Israel.

Saat menginjak masa remaja, Maria bertunangan untuk menikah seperti yang budaya yang ada saat itu. Maria berencana untuk menikah dengan Yusuf, seorang pria yang setia. Ketika Tuhan mengejutkannya dengan mengirim malaikat Gabriel untuk membuat pengumuman yang luar biasa kepadanya. Kunjugan Gabriel ke Maria kemudian dikenal sebagai Kabar Sukacita, yang berarti “Pengumuman.”

Lukas 1:28-38 menggambarkan apa yang terjadi:

“Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.””

Dalam budaya masa itu, usia Maria tidak menjadi masalah. Namun kehamilannya yang tidak jelas menjadi masalah. Ibu-ibu yang tidak menikah seringkali dipermalukan, bahkan terkadang mereka dibunuh secara kejam dengan dilempari batu. Maria menunjukkan keberanian yang besar dengan menerima panggilan Tuhan. Tuhan melindunginya dengan mengirimkan malaikat untuk mengunjungi Yusuf dalam mimpi untuk menceritakan apa yang terjadi.

 

Yusuf berniat memutuskan hubungannya dengan Maria

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA ⇒

Awalnya Yusuf sangat terganggu dengan kehamilan Maria dan berniat untuk mengakhiri pertunangan mereka sesuai dengan hukum, tetapi dia tidak berniat membuat Maria dipermalukan di depan umum.

Matius 1:20-21 mencatat, “Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.””

Setelah mendapatkan mimpi itu, Yusuf menjadi percaya untuk mendukung Maria dan mereka bergerak bersama untuk memenuhi panggilan Tuhan atas hidupnya.

Maria merayakan panggilan Tuhan dengan menyanyikan lagu yang indah. Lagu ini tercatat dalam Lukas 1: 46-55:

Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”

Teladan Maria mengajarkan kita bahwa Tuhan memanggil orang-orang yang memiliki iman kuat untuk mencapai tujuan yang luar biasa. Ibrani 11:1 menjelaskan, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”

Ketika Maria menerima panggilan Tuhan untuk melayani sebagai ibu manusia Yesus, dia tidak melihat bagaimana hal itu akan berhasil, tetapi dia yakin dengan harapannya bahwa Tuhan akan mencapai sesuatu yang luar biasa melalui rencana itu.

Iman Maria yang kuat membantunya memainkan peran penting dalam pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia. Ketika Tuhan memanggil kita, jika kita menanggapinya dengan iman yang kuat, Dia juga akan menyelesaikan sesuatu yang penting melalui kehidupan kita sendiri.

Sumber : crosswalk.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami