Ini Alasan Perceraian Bukan Bagian Dari Kehendak Tuhan Atas Pernikahan
Sumber: google

Relationship / 14 November 2022

Kalangan Sendiri

Ini Alasan Perceraian Bukan Bagian Dari Kehendak Tuhan Atas Pernikahan

Lori Official Writer
2740

Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. - Matius 5:31-32

Ini bukan pertama kalinya penulis membaca dua ayat ini tetapi penulis akui bahwa ini adalah pertama kalinya penulis menyadari kata “tetapi” yang menandakan adanya konflik antara ayat 31 dan ayat 32 seperti banyak ayat lain yang Yesus katakan mulai dari ayat 27 yang menandakan konflik melalui kata transisi “tetapi”. Mengapa begitu penting bagi kita untuk tidak membaca sekilas ketika kita membaca Alkitab? Mengapa begitu penting bahwa kita tidak membaca Alkitab dengan mata kita tetapi dengan hati kita? 

Mengapa begitu penting bagi kita untuk membaca Alkitab secara perlahan dan mengajukan pertanyaan seperti apa maksud penulis menulis kalimat ini atau menggunakan kata-kata tertentu untuk mengungkapkan pikirannya? Kita tidak dapat menuangkan pikiran atau gagasan kita ketika membaca Alkitab karena kita bukan pengarangnya. Kita perlu bertanya kepada pengarangnya - Roh Kudus! Jika kita hanya membaca sekilas ketika kita membaca Alkitab atau membaca cepat karena kita merasa berkewajiban untuk membaca Alkitab, kita mungkin kehilangan poin yang sangat penting yang penulis coba sampaikan –  setiap pembaca harus memikirkan cara Penulis (Tuhan) berpikir.

 

Baca Juga: Apa Kata Alkitab Tentang Perselingkuhan? Inilah yang Harus Anda Lakukan

 

Pernyataan yang ditemukan setelah kata “tetapi” yang kita baca di ayat 32 adalah pemikiran baru yang bertentangan dengan pemikiran lama yang ditemukan di ayat 31. Penulis membawa kita ke tingkat pemikiran yang baru, Penulis ingin kita memiliki cara berpikir yang berbeda, Penulis ingin kita merubah pola pikir kita. Penulis mengemukakan alasan-Nya sendiri mengapa kita harus memiliki cara berpikir yang berbeda seperti yang dinyatakan dalam ayat 32. Tidak ada yang dapat memisahkan apa yang telah dipersatukan Allah selain kematian. 

Namun Yesus menambahkan pemikiran lain - selain “kematian” satu-satunya alasan lain yang dapat memisahkan apa yang telah dipersatukan Allah adalah “perzinahan.” Pernikahan bubar karena perzinahan karena yang melakukan zina mengatakan aku menjadi satu dengan orang lain yang aku tiduri. Selain perzinahan, tidak ada seorang pun yang dapat memisahkan apa yang telah dipersatukan Allah. Dengan kata lain tidak ada alasan lain yang dapat membubarkan pernikahan, yang berarti pernikahan itu tetap utuh sampai mati. Untuk alasan ini Yesus berkata, menceraikan pasangan selain perzinahan akan menyebabkan dia melakukan perzinahan; dan siapa pun yang menikahi seorang wanita (pria) yang diceraikan melakukan perzinahan.

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Pernikahan adalah pilihan yang kita buat secara sadar tentang orang yang akan kita nikahi. Ketika kita mengatakan “I do” di altar, tidak ada seorangpun yang mengancam kita, mendorong kita atau memaksa kita untuk mengatakan “I do”. Keputusan untuk mengatakan “I do” adalah milik kita sepenuhnya. Oleh karena itu kita bertanggung jawab untuk menyelesaikan perbedaan kita dan pasangan yang bermasalah dapat meminta bantuan gembala mereka atau jika perlu menghubungi konselor pernikahan profesional yang dapat membantu pasangan yang bermasalah dalam pernikahan mereka. 

Terakhir, jangan fokus mengubah pasangan seturut kehendak kita atau mengganti pasangan dengan orang lain (mengubah konten) tetapi fokus pada proses yang mengarah pada masalah yang kita hadapi, hilangkan faktor penyebab yang menimbulkan masalah (faktor yang tepat) dan ganti dengan sesuatu yang sehat yang berguna bagi suami dan isteri. Menghapus faktor yang salah, yaitu mengubah konten tidak akan menyelesaikan masalah. Tuhan benci perceraian (Maleaki 2:16) karena perceraian tidak menyelesaikan masalah.

 

Baca Juga: Kalau Suamiku Bukan Jodohku Kenapa Tuhan Persatukan? - Veronica Ruby

 

Dalam Matius 19:8, Yesus mengingatkan kita sekalian, bahwa Musa mengizinkan perceraian bukanlah karena ia setuju (karena pada awalnya tidak seperti itu) tetapi justru karena ketegaran hati kedua belah pihak yang menginginkan perceraian maka Musa memberikan surat cerai yang diinginkan kedua belah pihak. Bukankah pada hari-hari ini kita masih melihat hal-hal seperti ini? Pasangan suami isteri dengan mudahnya mendapatkan surat cerai dari pengadilan dan mereka beranggapan bahwa mereka dapat menikah kembali secara resmi. 

Namun saat kita melihat dari sudut pandang Tuhan Yesus, maka kita akan menemukan, bahwa sekalipun surat cerai dikeluarkan oleh pengadilan, tetapi dimata Tuhan mereka masih terikat dalam ikatan perjanjian pernikahan karena mereka masih hidup dan hanya kematian yang dapat memisahkan mereka. Mereka yang menikah dengan orang yang diceraikan berdasarkan Matius 5:31-32 hidup dalam perzinahan. 

Karena itu pikirkan baik-baik sebelum engkau mengatakan “I do” di altar dihadapan hamba-Nya dan para saksi yang hadir, sebab mulai detik engkau mengatakan “I do” tidak ada jalan mundur untuk bercerai sampai maut memisahkanmu.

Semoga Tuhan memberi kita semua hikmat untuk memahami Firman-Nya dan melakukan apa yang Dia katakan. Amin!

 

Penulis

Harry Lee, MD.,PsyD

Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California

www.restoration117.org

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami