Kenapa Hal Buruk Menimpa Keluarga Baik-baik?
Sumber: Akurat.co

Relationship / 20 October 2022

Kalangan Sendiri

Kenapa Hal Buruk Menimpa Keluarga Baik-baik?

Lori Official Writer
2397

Barangkali kita semua berpikir dan bertanya, "Mengapa keluarga baik-baik ditimpa musibah". Mungkin ada juga kerabat atau sahabat yang kita kenal baik, rajin beribadah dan melayani, tapi hidup mereka banyak masalah. Ada yang anaknya menjadi pecandu, ada putrinya yang hamil di luar nikah hingga menikah dengan yang bukan seiman.

Bahkan ada juga pendeta terkenal yang sudah melayani di taraf Internasional, tetapi istrinya justru menderita depresi akut. Ada juga hamba Tuhan yang hidupnya dipakai Tuhan dengan luar biasa, berintegritas dan memegang iman dengan teguh tetapi anaknya memilih menjadi ateis.

Kadang muncul pertanyaan besar di dalam hati kita, “Kenapa ya keluarganya bisa begitu, padahal dia orang baik lho?” 

Tahukah Anda bahwa tokoh-tokoh terpenting di Alkitab pun mengalami kondisi serupa. Siapa yang tidak mengenal Raja Daud, pemimpin yang dikenal saleh dan takut akan Tuhan. Dia bahkan seorang pemazmur yang menciptakan nyanyian yang kita kenal sampai hari ini. Kenapa Tuhan mengizinkan Daud jatuh dalam dosa perzinahan dan bahkan anak-anaknya dibiarkan hancur.

 

Baca Juga: Pentingnya Keluarga Bagi Tuhan

 

Tokoh lainnya Abraham, yang dikenal sebagai Bapak orang beriman juga mengalami prahara dalam rumah tangganya. Dia harus menikahi budaknya Hagar demi memperoleh anak. Atau seperti kehidupan Imam Eli yang dikenal baik dan disegani. Dia harus menerima bahwa anak-anaknya hidup di dalam perbuatan yang mencemarkan nama baiknya sebagai imam.

Lalu kenapa Tuhan membiarkan keluarga orang-orang yang hidup dengan baik hancur?

Ada 2 alasan kenapa hal buruk menimpa keluarga baik-baik:

1.  Faktor Manusiawi

Masalah yang kita alami disebabkan oleh kesalahan manusia. Kesalahan ini sebagian besar tidak disadari dan tidak disengaja, sebab ada kaitannya dengan masa lalu yang buruk atau pohon keluarga yang busuk. 

Kondisi ini bisa disebabkan oleh:

  • Kurang kasih sayang
  • Sistem keluarga yang sakit atau tidak berfungsi
  • Dibesarkan dalam pola asuh yang salah, dimanja atau terlalu dikerasi. 
  • Minimnya pembinaan iman saat kecil, dan 
  • Kehadiran ayah tidak dirasakan di rumah

Tak dimungkiri, ada banyak hamba Tuhan yang lebih memilih melayani Tuhan selama 24 jam setiap hari daripada menghabiskan waktu bersama keluarga.

 

Baca Juga: Anak Kehilangan Peran Ayah? Berikut Penyebabnya…

 

Tanpa disadari, pola pikir tersebut tidak saja merusak hubungan keluarga tetapi melanggar perintah Tuhan.

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:37-39)

 

2. Faktor Ilahi

Di sisi lain, ada saja orang mengalami hal buruk dalam hidupnya meskipun tidak melakukan kesalahan. Kenapa Tuhan mengizinkan hal itu terjadi? Itu yang perlu kita mengerti.

Ada beberapa alasan mengapa Tuhan mengizinkan orang-orang baik mengalami hal buruk.

1. Menjadi alat peraga di tangan Tuhan

Seperti yang dialami oleh Ayub, meskipun hidup taat dihadapan Tuhan, namun dia diizinkan melalui masa-masa sukar mulai dari anaknya meninggal, hartanya ludes, istrinya kabur dan semua orang-orang terdekatnya menjauhi dia. Yang paling menyesakkan, dia juga harus menderita sakit kusta dan depresi karena situasi tersebut.

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Sampai akhirnya Ayub bertemu dengan Tuhan dan kembali memiliki harapan. Di akhir drama kehidupan Ayub, dia berkata, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” 

 

2. Pembentukan Tuhan, agar kita rendah hati

Rick Warren adalah hamba Tuhan terkenal yang memimpin lebih 20.000 jemaat. Bukunya bestseller dan diterjemahkan dalam puluhan bahasa di dunia. Namun anaknya, Matthew mati bunuh diri. 

Mengapa ini bisa terjadi? Apa maksud Tuhan? Ini misteri yang sulit kita pahami. Tapi yang pasti kejadian ini membentuk karakter Rick supaya tetap rendah hati di tengah keberhasilan pelayannya. Ini nampak di twitter-nya, meski banyak dimaki dan disalahmengerti, Rick mengampuni dan berbesar hati bersandar pada sang Ilahi. Ia terbuka dengan masalahnya.

 

Baca Juga: Mencari Figur Seorang Ayah yang Baik

 

3. Menjadi pembelajaran bagi anak-cucu

Kegagalan perkawinan Abraham dan Sara tidak dibuang dari Kitab Suci, demikian juga kisah perzinahan raja Daud. Itu menjadi dokumen hidup bagi generasi sesudah mereka, generasi anak cucu, agar jangan mengulang kesalahan atau kebodohan mereka; agar kita bisa melihat kebesaran kasih karunia Tuhan bagi mereka. Abraham dan Daud boleh gagal, tetapi rencana Tuhan tetap berjalan atas keturunan mereka. Benih Juru Selamat tetap lahir dari keturunan raja Daud.

Kita bisa belajar bahwa Tuhan mendidik kita lewat berbagai pengalaman, termasuk hal yang buruk. Hal buruk bisa menimpa siapa saja, keluarga siapa saja. Masalah tidak memandang bulu. Orang baik atau jahat, orang beriman atau ateis, keluarga saleh atau keluarga yang banyak salah, semua bisa ditimpa masalah. Sama seperti matahari, cahayanya diberikan Tuhan untuk orang baik dan yang jahat.

Banyak dari kita yang berpikir jika hidup dan iman kita baik, maka hidup kita akan baik-baik saja. Tapi saat keadaan kita berbeda dengan yang kita pikirkan tersebut, kita mulai kecewa karena ternyata jadi orang baik pun sia-sia. Namun, Tuhan bekerja dengan cara-Nya yang tak terduga. Dia bahkan bisa memakai situasi yang buruk untuk membentuk kita supaya kita makin serupa dengan Dia.

Sumber : Julianto Simanjuntak
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami